Monday, December 25, 2006

Novelet: Mystery of Love (8)



"Mystery Of Love"
Oleh TIA

SUDAH sebulan semenjak kejadian di HK. Aku kembali ke kantorku di New York, menjumpai atasan langsungku Mr John. Dia memberi kesempatan cuti kepadaku, setelah ia melihat ada yang lain dengan laporan-laporan yang aku buat. Sebetulnya dia ingin menegurku, hanya saja setelah melihat mataku yang sembab dan mukaku yang kuyu, dia segan bertanya macam-macam kepadaku.

“Ara, I think that you need a vacation. Meet ur family or your best friend, so you can talk with them.” Dia berkata sambil mengeryit membaca laporanku. “And I hope you can back to work with a fresh brain and heart, how do you think?” dia tersenyum kepadaku.
Thanks sir…I need just a week. I am going to Singapore and maybe if I have time, I am going to Indonesia
.” Kataku sambil tersenyum kepadanya, lidahku kelu sekali, ingin rasanya cepat keluar dari ruangan itu.

Malamnya setelah Mr. John menyuruhku mengambil cuti, aku menelpon Hp Laila, saat ini dia bersama suaminya Haikal, mengelola cottage milik keluarga Haikal di Sentausa Island.

Terdengar nada sambung…
Laila :
Haloo…good morning
Aku : ( menangis ) hiks…
Laila : Ara ? Ada apa sayang?
Aku : ( terisak ) Bagaimana kamu bisa tahu aku yang menelponmu…
Laila : Itulah
best friend
Ara..so…kamu mau aku ke sana, atau kamu yang ke sini ?
Aku : ( masih terisak ) Haikal tidak apa-apa kalau aku kesana ?
Laila : Hahaha, dia akan kucerai kalau tidak memperbolehkan sahabat kesayanganku ke sini. Akan aku siapkan kamar yang paling bagus untukmu sayang.
Aku : ( tersenyum ) Terimakasih Laila….
Laila : Kabari aku ya, kapan mau datang…akan aku jemput ke airport.
Aku : Tidak perlu Laila, aku bisa sendiri ke Sentausa Island.




Di Sentausa Island, Singapura.

Laila, sahabatku yang berdarah Melayu–India membawakan aku segelas fruit punch,”Ara, baru kali ni aku mencoba buat fruit punch, please try it!” dia menyodorkan segelas dingin fruit punch kepadaku.


Aku meminumnya seteguk, ”Hm…its so delicious…Thanks Laila”, “Ara, kamu nak snorkling today? Mumpung tak panas udaranya.” Dia memandangku sambil mengulas senyum.

Aku berteman dengan Laila sudah 10 tahun lamanya, semasa aku masih sekolah di Singapura, Laila adalah roommate ku. Kemudian kami berpisah sewaktu kuliah, dia tetap kuliah di Singapura, sedangkan aku mendapatkan beasiswa di UCLA. Tapi hubungan pertemanan kami tidak pernah putus, kadangkala aku yang mengunjunginya di Singapura atau dia yang aku undang ke tempatku saat aku bertugas. Dia pernah mengunjungiku sewaktu aku bertugas di Milan, Italia. “Aku bisa sambil shopping nih Ara, lagi musim saldi (sale) semuanya, kan mau masuk musim panas…hehehe”

Perempuan, selalu saja shopping yang jadi tujuan utamanya kalau liburan.

“Masih melamun? Jadi tak kita
snorkling
?” Laila mencondongkan badannya ke arahku, “Ah pucatnya mukamu Ara..macam tak pernah kena matahari saja kau ini.”
Aku memandangnya, tersenyum, terpaan angin yang sepoi-sepoi membuatku tergoda memikirkan tawaran Laila tadi.

“Sudah 4 hari kamu disini, kerjaanmu hanya membaca novel di kamar, mendengarkan IPOD, mengedit foto-fotomu, ngobrol denganku di kamar…alamaaak….Ara..Ara, buat apa kamu jauh-jauh ke sini kalau hanya di kamar.” Laila terus menyerocos.

“Ya untuk ketemu kamu dong, lumayan aku sudah tidak menangis lagi kalau malam.” Aku tersenyum kepadanya dan menyeruput fruit punch.
“Kenangan itu jangan di lupakan, tapi jadikan itu pengalaman berharga…Percayalah Sayang, jodoh tak akan lari kemana.” Laila berkata serius kepadaku, tapi malah membuatku tertawa dan menepuk pundaknya. ”Ayo kita
snorkling
…”, tiba-tiba saja Hpku memekik pelan. Dan yang tau nomerku cuman…apakah kamu ?
“Sebentar Laila.” Aku berbalik arah menuju meja tempat Hpku berada. Laila mengikuti arahku dengan matanya.
Aku membukanya…tiba-tiba saja dadaku terasa sangat berdebar.

Maaf Ara, saya Angel, istrinya Nata. Saya sudah tau semua tentang kalian, tentang hubungan kalian. Ara, saya mohon, bisakah kamu datang ke Jakarta ? RS. Bintaro International, saat ini Nata sedang mempertaruhkan nyawanya, dia mengalami kecelakaan yang mengakibatkan dia koma…sewaktu dia menggigau..yang kami dengar hanyalah namamu. Datanglah Ara…Saya dan anak-anak mohon kepadamu.

Tanganku bergetar ketika membaca e mail dari Angel.


Oh, kekasihku, apa yang telah terjadi pada dirimu, aku pun terjatuh lemas, untung saja Laila menangkapku dari belakang. Didudukkannya aku di sofa kamar. Aku menyodorkan Hpku kepada Laila, dia pun membacanya dan memelukku, ”Tabah ya Sayang, aku akan memesankan tiket ke Jakarta, penerbangan sore ini.”
“Tunggu Laila…aku belum bisa memutuskan aku akan datang atau tidak..” aku masih terisak dalam tangisku.
“Sayang, aku pastikan kamu akan menyesal seumur hidup kamu kalau tidak datang.” Laila berdiri di depan pintu kamarku.

Kami terdiam beberapa saat…..aku memandang Laila dan berkata, ”Baiklah, pesankan satu tiket untukku Laila.”

“Kamu bisa tanpa kutemani Ara? Ijinkanlah aku menemanimu Ara, kamu masih belum stabil gitu..” Laila menatapku seakan meminta persetujuanku.
Aku menggelengkan kepalaku dan tersenyum, ”Tidak Laila, aku akan ke sana sendiri.”

Semoga aku belum terlambat…


No comments: