Saturday, December 06, 2008

En Passant


Tak Ada Roda Dua Di Moskow

SAYA menduga tidak adanya kendaraan roda di Moskow, Rusia, karena sedang musim dingin saja. Beberapa menit lalu saya jalan kaki sendiri di pusat kota Moskow, dekat Lapangan Merah, yang saya jumpai hanyalah kendaraan terbaru dari berbagai merek ternama. Mercy keluaran terbaru, Hummer dan bahkan limusin Cadillac berseliweran ringan, mengangkut penumpangnya yang pasti kelas VIP.

Sayang memang kalau kesempatan hadir di kota ini tidak digunakan untuk melakukan blog mobile melalui fasilitas blackberry. Maka yang saya lihat untuk pertama adalah kesan tidak adanya sepeda motor itu tadi.Jalanan didominasi kendaraan roda empat dari mereka yang sangat dikenal di Indonesia seperti Toyota, Mazda, Honda, dan Audi, maupun yang tidak dikenal karena memang tidak masuk atau karena alasannya yang teramat mahal. Mobil mewah Roll Roys bahkan bisa seenaknya diparkir di pinggir jalan tanpa sopir!

Di Lapangan Merah tempat para pemimpin Uni Soviet (nama Rusia dulu) disemayamkan, saya dikejutkan oleh raungan polisi yang mengejar mobil Mercy berkelas. Wah, kesempatan bagi saya melihat bagaimana tilang dikenakan pada pengemudi yang melanggar lalu lintas. Polisi memberi tanda agar si sopir menepi. Tahu kalau disuruh menepi, pengemudi Mercy yang perlente turun. Percakapan terjadi. Seperti biasa, polisi meminta SIM atau surat-surat lainnya yang segera ditunjukkan langsung si pengemudi. Polisi tampak mengeluarkan secarik kertas dan menuliskan sesuatu. Si pemilik Mercy masih membuka pertanyaan, tetapi si polisi segera berlalu. Saya melihat, tidak ada "uang damai" keluar di situ. Padahal, ini Moskow gitu lho....

Satu jam sebelumnya saya makan siang di restoran "Turandot" di jalan Tverskoy Boulevard. Makanannya biasa saja dengan hidangan rusa kutub, sebuah menu yang sudah saya rasakan juga saat di Finlandia. Rupanya bagi negara-negara bersalju dekat kutub, makanan rusa kutub menjadi hidangan favorit. Rasanya biasa-biasa saja, hanya baunya saja yang agak beda.... maksudnya beda dengan daging kambing atau sapi.

Sambil makan, saya menikmati denting piano dan tiupan lembut klarinet yang sengaja dimainkan para musisi di restoran itu. Dua musisi yang memainkan alat musiknya di atas panggung yang bisa berputar 260 derajat, sehingga bisa mengelilingi pengunjung. Sebuah restoran yang berkelas dan mahalnya bukan main! Pokoknya kalau dirupiahkan, sekitar Rp 900.000 lah. Jelas, uang saku dijamin tekor!

Di Rusia, saya tidak lupa makan kaviar segar (baca mentah) plus pancake dan teh pahit. Kalau tidak biasa rasanya anyir seperti makan ikan mentah. Tapi tak dapat dipungkiri, rasanya gurih ke asin-asinan. Bulat-bulat sebesar biji lada, hanya warnanya kuning transparan. Jika di tekan di lidah dengan langit-langit, maka telur ikan alias kaviar itu pecah di lidah. Hemmmm... Saya makan kaviar di Kolomenskoye, agak jauh dari Lapangan Merah yang terkenal itu. Ada tiga jenis kaviar yang dibedakan dari warnanya; merah jambu, oranye, dan hitam. Yang paling mahal kaviar hitam. Tetapi saat itu saya makan kaviar oranye. Nyam, nyam....

Kembali ke kendaraan, sejalan dengan semakin makmurnya Rusia sebagai negara, yang saya temui adalah mobil-mobil mewah seperti Cadilliac limousine warna putih atau hitam, Hummer limousine yang memiliki enam pintu, yang pada saat saya berada di Amerikapun saya tidak melihatnya. Padahal, kendaraan ini bikinan Amerika. Bentley dan Jaguar menjadi sangat umum. Discovery dari Range Rover atau BMW X6 terbaru malah dipakai ibu-ibu.

Terus terang melihat kemakmuran Rusia sekarang, saya menaruh hormat pada PM Vladimir Putin yang meski memerintah dengan keras, tetapi hasilnya sungguh nyata. Putin adalah pemimpin Rusia yang berhasil mengembalikan rasa percaya diri bangsa Rusia dari keterpurukan dan bahkan perpecahan negara. Kini, negara-negara yang memisahkan diri dengan Rusia mungkin menyesal karena tidak semakmur Rusia sekarang. Lepas dari makmurnya Rusia berkat minyak dan gas, tapi Putin adalah faktor penentu. Terbersit dalam pikiran, alangkah indahnya kalau Presiden saya di masa mendatang juga bisa sepercaya diri dan setangguh Putin!

Saya tentu saja mengambil banyak foto menarik untuk blog saya ini. Tapi nanti sajalah saya pasang setelah kembali ke Jakarta. Sekarang saya mau mandi dulu, pake air hangat di bath tube Hotel Marriott Grand. Sebuah hotel berkelas yang untuk tidur semalam saja dikenakan biaya sekitar Rp 10 juta. Alamak....

Pepih Nugraha

Moskow, 6 Desember 2008 pukul 17.30 waktu Rusia atau pukul 21.30 WIB.

Powered by Telkomsel BlackBerry®