Monday, December 11, 2006

Novelet: Mystery of Love (4)


"Mystery of Love"
Oleh TIA

PAGI Hun…masih capek karena perjalanan semalam? Sayang sekali, padahal aku sudah menyiapkan tour ke Altes Rathaus atau semacam old town hall untuk kamu, cepat mandi gih, aku tunggu di sana jam 10, please jangan telat, Miz U so much!

Aku baca e mail dari Cintaku dengan mata setengah terpejam, aku tatap langit-langit kamar sambil mengumpulkan nyawa yang masih belum menyatu dengan tubuhku.
Sepuluh menit sudah cukup waktuku untuk bengong di atas kasur, dan kemudian bergegas ke kamar mandi untuk mengambil air wudlu.


Selesai Subuh, Hpku yang masih aku silent, bergetar lagi.

Masih bobok? Gak subuhan ya? Gimana dengan tawaran tour privatnya? Reply ASAP please

Aku pun menggelengkan kepalaku dan membalas,

Sabar, aku lagi melipat mukena nih, iya jadi Insya Allah…Oke, ga usah dibalas deh, aku mau tidur dulu 1-2 jam, ngantuk banget Cinta…c u

Jam 10.15 menit, aku baru sampai ke Altes Rathaus, Vienna, aku lihat Cintaku bergegas menuju arahku dan merentangkan tangannya.

“Maaf Cinta, aku te….” Belum selesai kalimat itu aku ucapkan, kamu sudah memelukku erat dan menciumi rambutku.
“Aku rindu kamu Hun…Rindu sekali” Kamu mengelus-ngelus rambutku dan mempererat pelukanmu.
“Iya sama Cinta, aku pun rindu….hmm, kamu bau Zeus.” Kataku sambil melonggarkan pelukanmu.

Kamu tertawa memandangku, ah semakin tampan saja kamu apalagi dengan penampilan barumu, kumis tipis di atas bibirmu. “Rambutmu juga bau es krim mint.” Katamu sambil mengambil beberapa helai rambut sampingku dan menciumnya.

“Kukira dengan kumismu, daya penciumanmu berkurang Cinta…” kataku memandangnya usil.
Kamu tersipu malu,”Kalau tak suka, akan aku cukur…”
Aku berbisik di telingamu,”Aku suka kamu Cinta, apa adanya…” dan memberikan kecupan di pipimu.

Selesai mengitari Altes Rathaus, kita pun duduk di café yang berada di dekat situ.

“Ada apa?” kataku, merasa jengah kamu memandangku lama.
“Tidak...hm…” kamu mempermainkan gelas mungil black coffee mu.
“Ada apa Cinta ? aku mengulangi lagi pertanyaanku.
“Hun, selama sebulan aku harus kembali ke Jakarta, aku harus memeriksa pertanggungjawaban cabang di Jakarta dan sekaligus aku ingin bertemu dengan anak-anakku.” Kamu berkata pelan agar aku benar-benar memahami setiap ucapanmu.

Aku terdiam beberapa saat, meneguk cappucino caramelku dan berkata, “Okay Cinta, aku mengerti. Kamu tentunya juga akan melepas kangen dengan istrimu kan…” suaraku rada tercekat pada kata ‘istrimu’.

“Hun, maaf, tapi yah, mungkin aku juga akan melepas kangen dengan dia, tapi kan bukan itu tujuan utamaku ke Jakarta kan?” kemudian kamu meraih tanganku dan menggenggamnya.
“Aku mengerti Mas…ngerti banget, posisiku…statusmu...itu semua sudah risikoku ketika aku memutuskan untuk berhubungan denganmu.” Kuusap tanganmu lembut.
“Terimakasih Hun…Kamu tahu perasaanku kepadamu” kamu pun tersenyum kepadaku.

Dan aku memaksakan senyumku kepadamu.

Menjelang tidur malamku, air mataku terus bercucuran, aku tak tahu perasaan sebenarnya yang ada dalam hatiku, membayangkan kamu dengan perempuan lain yang merupakan istri sahmu. Terus teringat kata-kata yang pernah diucapkanmu sewaku pertama kalinya kita mengobrol ”Aku kangen dengan anak-anakku”.

Berbagai perasaan campur aduk dalam hatiku, perasaan bersalah, cemburu, rindu, ah..tidurku tak tenang malam itu.

Hpku yang telah kusilent bergetar, e mail dari Mas Nata.

Maafkan aku Hun…kamu tidak marah kepadaku kan ?

Aku tidak membalas e mailmu.



**
PANDANGANKU menyapu bangunan-bangunan tua yang berada sepanjang sungai di Amsterdam. Setelah dari pagi tadi aku mengambil gambar bangunan-bangunan tua tersebut dengan menggunakan kamera digitalku, rasanya asyik sekali sampai-sampai tidak terasa beberapa kilometer terlewati dengan berjalan kaki (bisa saja sih aku menyewa sepeda, tapi aku ingin sekali-sekali napak tilas dengan kakiku), dan akibat berjalan kaki rasanya kedua kakiku mulai terasa pegal.


Di atas water bus yang aku naiki dari central station Amsterdam, rasanya impas sudah rasa capek akibat berjalan kaki tadi, tergantikan oleh pemandangan yang kudapat dari atas water bus ini. Mendengar pemandu yang berbicara dua bahasa, dutch dan english membuatku teringat akan kamu. Kamu yang serba tahu akan sejarah berdirinya suatu bangunan kuno. Ah, aku rindu sekali kepada Cintaku itu. Saat ini sudah larut malam atau pagi di Jakarta, aku kurang tahu dan ketika water bus ini melewati Stadhuis semacam town hall, aku pun menulis e mail kepadamu.

Malam Cinta, sudah lama kamu tidak mengirimkan kabar untukku…sibuk sekali ya? Dapat salam cinta dari atas water bus. Luv n Miz U

Message Sent

Ketika water bus melewati Rijks Museum, Hpku pun memekik pelan.
Balasan e mail darimu.

Ah…Amsterdam yah, salah satu negara yang paling bagus tata kotanya. Hun, aku memang sibuk sekali akhir-akhir ini, maaf tidak sempat menghubungimu. Tapi percayalah dalam setiap tarikan nafasku dan debaran di dadaku yang ada hanyalah namamu…Aku rindu sekali Hun.

Aku tersenyum membaca balasanmu, andai kamu tau Cinta, sebelum tidur malam pun, aku selalu menyebut namamu, berharap akan mimpi indah denganmu.
Ketika water bus di depan Beurs yang merupakan Stock Exchangenya Belanda. Hpku memekik lagi, namun kali ini ada telepon masuk. Aku lihat layarnya…hm…siapa ini yah.

Aku : Hello….
Suara di seberang : Hello Hun…
Aku : (Sumringah) Mas Nata?
Suara di seberang : Kok Mas Nata sih…tumben…biasanya Cinta.
Aku : (Tertawa) Hehehe, iya Cinta, aku kaget aja kamu telpon…belum tidur ?
Mas Nata : Ingin mendengar suaramu sebelum tidurku.
Aku : (Tersenyum) Ini di rumah ? Bagaimana keluargamu Cinta ?
Mas Nata : Aku di balkon hehehe, anak-anakku sehat, mereka sudah tidur dari tadi.
Aku : Istrimu sehat ?
Mas Nata : Iya Hun, dia juga sudah tidur. Bagaimana kamu Hun, kabarmu.
Aku : Sehat Cinta, hatiku saja yang rada lelah.
Mas Nata : Tau kok hun…tau
Aku : (tersenyum) Kok tau….
Mas Nata : Lelah karena menunggu kabarku kan ? hehehe…maaf Hun
Aku : (menghela nafas) Nevermind…I understand kok.
Mas Nata : Good Gal…
Aku : (terdiam)
Mas Nata : Kok diam ? Ohya, aku taruhan, kita pasti akan ketemu lagi secepatnya.
Aku : Kok kamu bisa yakin gitu Cin ?
Mas Nata : (tertawa) Lihat saja nanti Hun, okay…aku dah puas dengar suara kamu.
Aku : Bobok gih…mimpiin aku yah, hehehe
Mas Nata : Gak usah disuruh…I love you
Aku : Love you too
Mas Nata : I Miss you
Aku : Miss you too
Mas Nata : I need you
Aku : Need you too
Mas Nata : Oke..see you soon Hun...Muacchhhh
(terdengar suara kecupan di seberang sana)
Aku : (mengecup pelan) muach….
Klik..sambungan terputus...

Hatiku tenang sekaligus hampa, kekasih yang kupuja jauh di negeri seberang.
(Bersambung)

No comments: