Thursday, September 11, 2008

Citizen Journalism (24)

"Fastfood" Korea dan Starbucks Botol


MEMESAN makanan serba cepat saat berada di Bandara Internasional Incheon Seoul, Korea Selatan, beberapa waktu lalu, adalah pilihan bijak daripada menahan lapar di tengah udara dingin mencekik. Dibilang cepat karena pramusaji yang hanya bisa berbahasa Korea itu akan menyiapkannya dalam beberapa menit saja cukup dengan menunjukkan gambarnya.

Bagi musafir Muslim seperti saya, paling aman memesan makanan yang ada kata "beef" atau "chicken", sementara saya tidak boleh tertarik bangsanya mie-mie Korea, meski sesungguhnya saya suka mie setengah mati.

Ada nasi wangi semangkok yang lengket seperti ketan, tumis tauge a la Korea, plus lobak cuka alias kimchi yang wajib tersaji setiap makan apapun. Bahwa saya bernapsu menghabiskan kari sapi Korea yang lezat, itu karena adanya Sturbucks kemasan botol yang disajikan secara dingin. Pilihan tentu saja jatuh pada Cappucino, sebagaimana kalau saya ngopi panas di Starbucks manapun di seluruh dunia. (PEPIH NUGRAHA)

No comments: