Wednesday, August 06, 2008

Surat Anda (2): Menulis Sosok

Bagaimana Memulainya? (2)

SURAT kedua Pak Suwidyo berbunyi sebagai berikut, tanpa saya edit:

Ass wr wb

Mas Pepih..

Saya ingin menulis sosok seorang ibu rumah tangga di RW 12 VBI, sangat aktif mengurusi orang tua jompo yang hidupnya sudah sangat susah, disekitar Jombang. Kegiatan ini sudah berjalan 2 tahun, dan seminggu terakhir ini, ibu tsbt mengirim report kegiatan lengkap dengan lap keuangannya kepada saya. Menurut saya, apa yang ibu ini lakukan sangat luar biasa dan mulia.

Sebagai referensi: status ibu rumah tangga dengan 3 putra/pi. Strata pendidikan S2 alumni Belanda. Peduli ngurusi pendidikan ( beliau ngasih les gratis bhs inggris) kepada anak2. Taat beribadah. Atas hal tersebut, saya mohon saran dari Mas Pepih:

- Bagaimana cara menulis profil ibu dengan aktivitas seperti ini, dan menyentuh bagi pembacanya?
- Apakah layak saya tulis dalam buletin VBI.
- Hal2 apa saja yang harus saya tulis ; judul? Pemikat awal tulisan (teaser) ? isi dan penutup tulisan.?

Mohon arahan , bantuan dan terima kasih.

Salam/wid

Jawaban saya:

Waalakum salam...

Aduh, saya kok jadi orang kuper ya di VBI, padahal ada seorang Ibu dengan hati mulia yang mau berbagi dengan sesama. Dari penjelasan yang Pak Wid berikan, saya sudah menangkap bahwa Ibu ini seorang sosok menarik. Bayangkan, lulusan S2 yang seharusnya "bekerja secara profesional" (menghasilkan uang), masih bersedia bekerja charity yang tanpa dibayar, bahkan justru mengeluarkan uang sendiri. Saya langsung katakan: Ibu ini layak disosokkan, bukan hanya untuk buletin, bahkan mungkin untuk Kompas juga!

Bagaimana cara menuliskannya agar menyentuh, tentu saja setiap wartawan/penulis punya alat canggih yang dinamakan Data dan Deskripsi. Dengan data, kita menjadi tahu siapa ibu itu. Dengan Deskripsi --dan ini yang penting-- kita bisa menggambarkan keseharian, tujuan, dan harapan si Ibu itu atas apa yang dia kerjakan. Apa pengorbanan yang diberikannya dengan dia mengurusi orang-orang jompo?

Deskripsi tidak semata-mata hasil wawancara dengan mengutip omongannya saja, tetapi lebih menggambarkan apa yang dia lakukan. Syukur kalau Pak Wid mengikuti Ibu itu saat dia bertemu warga jompo, gambarkan bagaimana "care" dan pedulinya dia kepada sesama yang memerlukan perhatian.

Gambarkan besarnya pengorbanan dia (misalnya rela tidak bekerja formal) hanya untuk beramal. Bagaimana awal mula ketersinggungan si Ibu ini dengan orang-orang jompo. Adakah karena dia "merasa bersalah" karena tidak memedulikan orangtuanya yang sudah meninggal, misalnya. Pasti ada latar belakang dan sejarahnya, bukan. Maka, cobalah gali latar belakang ini!

Judul biasanya didapat setelah kita mendeskripsikan tulisan dan bahkan menutup suatu cerita. Kalau judul sudah ditetapkan, kadang kesulitan bercerita secara bebas karena harus selalu merujuk ke judul. Judul yang datar bisa saja "Rela Berkorban demi Kaum Jompo", atau "Kepedulian Tanpa Batas Seorang Ibu", atau "Si Polan, Bekerja Tanpa Pamrih", dan sebagainya.

Teaser sebagai pemikat tentu saja ada pada penonjolan-penonjolan Si Ibu, misalnya dia Lulusan S2, ngajar bahasa Inggris gratis, pernah bekerja di mana (misal perusahaan besar dengan gaji besar tapi keluar hanya untuk ngurus jompo), dll. Tulisan biasanya ditutup dengan harapan atau cita-cita Si Ibu di masa datang yang mungkin sekarang belum kesampaian. Oke, selamat mencoba.... (Selesai)

No comments: