Thursday, June 26, 2008

Berbagi Pengalaman Menulis (61)

Jubing dan "Hujan Fantasy"


SAYA ingin menekankan pentingnya memelihara sumber. Sebagai jurnalis, sebaiknya "say hello" kepada sumber yang pernah kita wawancarai atau kita tulis, tetap dilakukan meski kerap kita tidak bertemu lagi. Ini untuk memelihara hubungan personal sekaligus mengusir anggapan lama bahwa wartawan punya prinsip "habis manis sepah dibuang".

Salah satunya, saya tetap memelihara hubungan baik dengan gitaris akustik Jubing Kristianto. Bukan karena saya telah menulis profilnya, tetapi saya merasa memelihara hubungan itu amat penting untuk menyerap informasi terbaru dari "dunia" yang digelutinya. Maka saat Mas Wandy Gotama mengirim saya sampel CD permainan gitar Jubing berjudul Hujan Fantasy, dan sehari sebelumnya Jubing berkirim surat elektronik menceritakan akan meluncurkan CD terbarunya, saya pun menulis resensi CD itu setelah mendengarkannya bolak-balik.

Resensi saya tulis untuk http://www.kompas.com/ di rubrik Entertainment dengan agak leluasa karena tidak ada batasan space. Tulisan itu bisa Anda baca di bawah ini:



Jubing Ber-"Fantasy" Lagi Lewat Gitar

JAKARTA, RABU - Gitaris papan atas Jubing Kristianto dalam waktu dekat akan meluncurkan album gitar keduanya, Hujan Fantasy, Exploring Solo Acoustic Guitar Music II. Album Hujan Fantasy, dalam bentuk CD (compact disc), ini hadir setelah sukses Becak Fantasy, yang dilansir Mei 2007.

"Peluncuran album Hujan Fantasy akan saya laksanakan 16 Juli 2008 mendatang di Bentara Budaya Jakarta. Di acara itu ada keterangan pers dan konser solo gitar saya," kata Jubing, Rabu (25/6).

Pada album kedua ini, Jubing, gitaris kelahiran Semarang 42 tahun lalu, memperkenalkan permainan gitar akustik yang mengalir, lincah, dan tak terduga. Tidak terduga karena Jubing dengan mudah beralih dari nada mayor ke minor atau mengalihkan permainan gitar petik menjadi gitar kocok dan dinamis dengan tetap memelihara melodi.

Jubing membuka album tersebut dengan lagu Aku Cinta Dia (Adjie Soetama), yang beken dinyanyikan almarhum Chrisye. Ia kemudian meloncat ke lagu kedua, Bengong Jeumpa, lagu rakyat Aceh yang sangat terkenal se-Nusantara, bahkan sampai ke semenanjung Malaysia. Jubing membuat intro maupun koda Bengong Jeumpa dengan irama padang pasir. Alunan gitarnya menjadi persis seperti gambus. Lagu inipun sebenarnya layak diunggulkan dari album tersebut.

Dalam Bengong Jeumpa, suami dari penulis cerita anak-anak Reny Yaniar ini menampilkan teknik "gitar betot". Bahkan, nada harmonik yang dihasilkan dengan tidak memetik senar seutuhnya itu dipadu dengan teknik memukul-mukulkan ibu jari ke bas sehingga menimbulkan efek khusus. Pelan nyaris hilang, tetapi kemudian bergelegak lagi. Belum lagi, Jubing memukul badan gitar sambil mengocok gitar sehingga menghasilkan suara tabla dan meningkahinya dengan petikan tremolo yang bergetar.

Tidak pelak lagi, sesuai judul albumnya, Hujan Fantasy, Jubing mengunggulkan komposisi Hujan, lagu anak karya mendiang Ibu Soed. Anak-anak Indonesia mungkin sudah sangat akrab dengan lirik, "Tik tik tik bunyi hujan di atas genting, airnya turun tidak terkira….” Lagu sederhana itulah yang diunggulkannya, lebih di atas lagu-lagu lain seperti Every Breath You Take (ciptaan Sting), I Wanna Hold Your Hand (John Lennon/Paul McCartney), dan bahkan Bohemian Rhapsody (Freddie Mercury).

Dalam Hujan Fantasy, Jubing mengaransemen sekaligus memainkan lagu tersebut menjadi sebuah keajaiban sekaligus fantasi. Persisnya, keajaiban bunyi alat musik berdawai bernama gitar dan fantasi yang mengajak kita masuk ke dunia masa silam. Lagu itu menjadi indah, tetapi dengan teknik permainan yang amat rumit. Jubing mengeksplorasi enam dawai gitar dari nada tertinggi sampai nada terendah sedemikian cepat, tetapi nada-nada yang dihasilkannya tetap mengalir bening.

Pada Hujan Fantasy ada teknik harmonik. Bahkan, lagu yang bernada mayor tersebut tiba-tiba saja tergelincir menjadi bernada minor. Melankolik sekali jadinya. Dengan gaya komponis Fernando Sor, yang biasa disajikan oleh duo John William dan Julian Bream, Jubing mengakhiri Hujan Fantasy dengan meremas-remas gitar akustiknya sampai kemudian fade away atau mengilang dari pendengaran.

Kalau ingin mengagumi permainan gitar akustik sesunggunhnya dengan aransemen menawan, dengarlah lagu Bohemian Rhapsody, yang kondang dinyanyikan oleh Freddie Mercury dari Queen. Telah banyak pemusik mengaransemen lagu itu dan memanggungkannya dalam festival dan resital gitar. Untuk yang satu ini, Jubing boleh dibilang mempertontonkan kehebatannya yang paling tinggi dalam teknik bermain akustik.

Masih banyak lagu lainnya, seperti Madu dan Racun, sebuah lagu yang meledak pada pertengahan 1980-an lewat vokal Arie Wibowo. Jubing memainkannya dengan irama sedikit ndangdut, meski tentu saja irama dangdut paling santer terdengar pada lagu Pengalaman Pertama, lagu dangdut yang dibawakan penyanyi A Rafiq.

Pada lagu Gundul-gundul Pacul, yang direkam secara live saat konsernya di sebuah mal di Yogyakarta, Jubing ditemani perkusionis Suryadi Plenthe. Lagu anak-anak gubahan RC Hardjasoebrata itu disulap menjadi sebuah komposisi asyik yang banyak mengundang tepuk tangan para penonton.

Di bawah ini 15 lagu dalam album Hujan Fantasy, yang direkam oleh Indo Music:
1. Aku Cinta Dia 2. Bengong Jeumpa 3. Once Upon A Rainy Day 4. Hujan Fantasy 5. Bohemian Rhapsody 6. Madu dan Racun 7. Astaga 8. Every Breath You Take 9. Moonrise 10. Windbells 11. Rickshaw 12. Gundul-gundul Pacul 13. Ye Liang Tai Wo Tie Sien 14. I Wanna Hold Your Hand 15. Pengalaman Pertama.

Komentar Anda:

vicrie
@ Jumat, 27 Juni 2008 15:23 WIB
Nuansa yg berbeda yg dihadirkan oleh Mr.Jubing ini emg bikin saya geleng2...Anda pun sebagai penikmat dari musik2 Mr. Jubing pasti demikian.. Penampilan yg santai dg High Skill-nya itu yg membuat orang takjub..Cuma di Singapore saya ga bisa hadir.. Coz perform manusia yg satu ini wajib dihadiri.. viva el Jubing..

Christianto
@ Jumat, 27 Juni 2008 14:13 WIB
Hebat, membaca artikelnya saja saya sudah tertarik untuk membeli CDnya. Mudah2an lebih banyak lagi pencinta2 gitar pop klasik yang juga membelinya. Saya setuju dengan Sdr. Wandy agar ada partiturnya. Dulu ada Rene Nessa, Nelson Rumantir dan beberapa pencinta pop klassik yang membuat partitur dan dijual di toko2 buku tapi sekarang sdh tidak ada lagi.

glory @ Jumat, 27 Juni 2008 13:34 WIB
Sukses Mas Jubing! Salut! Aku tersihir sekali oleh Hujan Fantasynya mas Jubing saat pertunjukkan live di Senayan. Benar-benar seolah-olah pintu dimensi menuju dunia fantasi terbuka lebar. Keren abizzz! Glory, penulis fiksi

agus sulistyono @ Jumat, 27 Juni 2008 12:50 WIB
terimakasih banyak buat mas Jubing yang telah bersusah payah membuat album solo gitar ke 2 hujan fantasi, insya-Allah saya akan langsung cari di toko CD di Surabaya. Semoga hujan fantasi ini sebagus resensi-nya di Kompas dan walau becak fantasi sudah bikin terkagum2 semoga album baru ini lebih hebat lagi. saya usul, untuk memajukan peminat pergitaran di Indonesia apa tidak sebaiknya pada CD tsb juga di selipkan partiturnya? jadi seperti narasi lagu pada musik2 vokal yang lain. terimakasih dan selamat untuk mas Jubing, semoga album hujan fantasi ini dapat meledak dipasaran khususnya penggemar gitar pop klasik. salam untuk keluarga

Wandy @ Jumat, 27 Juni 2008 12:37 WIB
Sukses selalu untuk Jubing! musiknya memang luar biasa. Membaca penulisan ini saja sudah dapat membayangkan betapa menyegarkan musiknya.

No comments: