Kurang Sadar Ruang
HARI Sabtu, 31 Mei 2008 lalu, tulisan serial saya dimuat di halaman pertama Harian Kompas. Tulisan berjudul Kekuatan Pikiran dalam Koran Digital itu mengenai pertunjukan mentalis Deddy Corbuzier saat memeriahkan acara Grand Launching Kompas.com Reborn di Hotel Mulia Jakarta, Kamis 29 Mei. Saya diminta Redaktur Pelaksana Harian Kompas Budiman Tanuredjo untuk menuliskannya dari sisi pertunjukkannya, bukan dari sisi peluncurannya.
Karena saya menyaksikan acara itu dari awal sampai akhir, saya dengan mudah menuliskannya. Hanya saja, karena kurangnya kesadaran saya akan space atau ruang di media massa cetak yang memang terbatas, dalam arti tidak sebebas jika kita menulis di media online (Kompas.com), saya menulis agak kebablasan. Tentu saja editor halaman 1 memangkasnya, mungkin lebih 30 persen.
Saya ingin mengingatkan pada diri sendiri dan juga sahabat sekalian, sadarlah akan space dan juga time (deadline) jika menulis untuk media massa cetak, khususnya harian. Maksudnya, agar tidak merepotkan editor dan agar kita sebagai penulisnya puas dengan tulisan yang tidak terlalu banyak digunting. Sebagai wartawan, saya selalu mematuhi tenggat waktu yang ditentukan, sebab itu salah satu bentuk disiplin berorganisasi. Akan tetapi, saya kadang terlalu keasyikan dalam menulis, sehingga kesadaran akan ruang menjadi terabaikan.
Sekadar perbandingan, saya menuliskan kembali versi aslinya (sebelum diedit), sementara tulisan yang sudah dimuat Kompas cetak bisa dilihat di sini. Silakan...
Kekuatan Pikiran dalam Koran Digital
Oleh PEPIH NUGRAHA
Geller Gyorgy dan Deddy Cahyadi Sundjojo punya banyak kesamaan. Sama-sama punya nama panggung yang lebih dikenal, memilih nama profesi yang sama, dan sama-sama punya kekuatan pikiran. Geller Gyorgy beken dipanggil Uri Geller, Deddy Cahyadi Sundjojo lebih dikenal sebagai Deddy Corbuzier. Geller dan Corbuzier sama-sama menyebut diri mereka mentalist tinimbang tukang sulap.
Geller kelahiran Tel Aviv 61 tahun lalu adalah mentalist besar pertama yang menunjukkan kepada dunia bahwa kekuatan pikiran mampu membengkokkan sendok. Corbuzier kelahiran Jakarta 32 tahun lalu, bukan hanya mampu membengkokkan sendok, tetapi mampu meramal, membaca pikiran orang dan mentransformasikan pikiran orang itu kepada orang lain.
Itulah yang ditunjukkan Corbuzier, pria dengan penampilan unik yang mengklaim diri sebagai Best Asian Mentalist, saat tampil pada acara Grand Launching Kompas.com bertajuk Kompas.com Reborn di Ballroom Hotel Mulia Jakarta, Kamis (29/5) lalu. Corbuzier, pesinetron Sandra Dewi serta penyanyi Bunga Citra Lestari dan Ari Lasso, tidak semata-mata selingan pengisi acara, melainkan menyatu dalam satu paket lahirnya kembali Kompas.com.
Apa yang ditunjukkan Corbuzier malam itu kepada hadirin termasuk Menteri Komunikasi dan Informasi Muhammad Nuh, Chairman Kompas Gramedia Jakob Oetama, CEO Kompas Gramedia Agung Adiprasetyo, dan Direktur Eksekutif Kompas.com Taufik H Mihardja, bukan semata-mata pertunjukkan membengkokkan sendok, tetapi bagaimana kekuatan pikiran bisa mentransformasikan kehendak yang masih ada dalam pikiran orang kepada pikiran orang lain. Lebih memesonakan lagi, Corbuzier mampu menebak apa yang sesungguhnya dikehendaki dan dipikirkan orang.
Acara dikemas seolah-olah hadirin dibawa masuk ke lorong digital dengan memanfaatkan layar lebar, efek suara yang prima dan efek cahaya yang memukau. Saat para pimpinan Kompas Gramedia plus Menteri Nuh diminta memijat tombol, dari empat sudut ruangan muncul sinar lurus warna hijau yang saling memantul, sehingga efek laser ini membawa hadirin ke dunia perang bintang "Star Wars". Itulah sesungguhnya puncak dari acara Grand Launching Kompas.com Reborn ini.
Meramal keinginan
Pertunjukkan Corbuzier sendiri melibatkan banyak hadirin. Mula-mula ia menunjuk Arif, salah seorang hadirin. Arif kemudian memilih hadirin lain dengan menggunakan pesawat terbang mainan terbuat dari kertas, begitu seterusnya sehingga terkumpul tujuh orang. lima orang diminta di antaranya harus menjawab pertanyaan yang terkait ramalan satu tahun ke depan nasib Kompas.com, satu orang bertugas menuliskan jawaban, dan tujuh orang lagi diminta memegang sampul kertas besar yang tidak boleh dibuka sebelum ada perintah.
"Andai tahun depan Kompas.com mendapat untung dan Anda berkesempatan piknik ke luar negeri, kemana Anda akan pergi?" tanya Corbuzier. Yang ditanya menjawab tanpa ragu, "Bangkok." Pertanyaan lain, "Akan berapa lama Anda tinggal di Bangkok?" yang dijawab, "7 hari". Corbuzier mengandaikan semua pesawat terbang Indonesia mogok, "Mau naik apa Anda ke Bangkok?" Yang ditanya menjawab sekenanya, "Kapal selam." Corbuzier masih melanjutkan dengan bertanya di hotel mana menginap, seorang yang ditunjuk menjawab, "Hotel Nyenyak". Dan berapa US dollar uang yang dibutuhkan untuk ke Bangkok, dijawab, "15.000 US dollar". Semua jawaban satu persatu ditulis di atas white board.
Sampai di sini hadirin belum tahu kemana suasana akan dibawa. Corbuzier masih meminta seorang peserta lainnya memilih satu saja dari ribuan nomor telepon dari dua buku telepon Bandung dan Jakarta. Atas dua pilihan itu, si peserta memilih secara acak satu nomor dari buku telepon Bandung. Terpilihlah satu nomor telepon, yakni 8507837. Di atas panggung sudah menggantung kotak yang terkunci rapat. Kunci kotak itu hanya dapat dibuka dengan kode angka empat digit, yakni 1980. Kode ini ternyata sesuai dengan tahun kelahiran peserta yang membuka kunci itu!
Dari kotak itu kemudian keluar kertas pengumuman yang dilipat-lipat. Setiap lipatan berisi satu jawaban yang tadi sudah ditulis di atas white board dan semua jawaban sama. Corbuzier berkata, "Bersama Kompas.com tahun depan kita akan ke Bangkok selama 7 hari, menggunakan kapal selam, menginap di Hotel Nyenyak dan mendapat bekal masing-masing 15.000 dollar AS. Sebelum Bangkok, kita harus menghubungi seseorang di nomor…"
Corbuzier kemudian meminta tujuh orang yang memegang amplop besar itu serentak mengeluarkan isinya dan ditunjukkan kepada hadirin. Ternyata masing-masing amplop berisi satu angka yang kalau dirangkaikan menjadi 8507837, sesuai nomor telepon pilihan acak tadi!
"Sharing" dan Interaktif
Satu lagi. Seorang hadirin diminta menggambar apa saja di atas kertas karton yang disediakan di tempat duduknya tanpa diketahui siapapun kecuali si penggambarnya sendiri. Corbuzier meminta peserta lainnya menggambar di atas panggung, menggambar sesukanya. Corbuzier menunjukkan keahliannya mentransformasikan dua orang berbeda sehingga punya satu pikiran yang sama. Hasilnya, dua orang yang terpisah jarak puluhan meter dan tidak saling mengenal itu menggambar hal yang sama, yakni dua pohon dan satu perahu.
Apa yang ditunjukkan Corbuzier dengan kekuatan pikirannya sejalan dengan kekuatan media massa digital seperti Kompas.com yang mampu "meramalkan" kehendak penggunanya (users) mengenai konten yang mereka kehendaki. Keinginan para pengguna lebih mudah "ditangkap" berkat keunikan media massa digital yang mampu mengkonvergensikan semua kekuatan yang ada dalam media massa sebelumnya, yakni menyatukan teks, suara, gambar, grafis, sampai video.
Dengan kekuatan yang dimilikinya itu, pengguna tidak harus menunggu terbitnya koran besok pagi hanya untuk mengetahui sebuah peristiwa karena Kompas.com misalnya, menyediakan updating berita selama 24 jam. Kebiasaan mendengarkan musik di radio atau menonton televisi yang dulu terikat ruang dan waktu, bisa diambil alih Kompas.com yang menyediakan KompasTV, SelebTV, sampai VideokuTV, yang bisa diklik kapan dan dimana saja. VideokuTV memungkinkan orang bisa menaruh video hasil karya sendiri dan terbuka untuk dikomentari.
Untuk yang satu ini Corbuzier mempraktikkan langsung di atas pentas dengan meminta seorang peserta merekam pertunjukkannya menggunakan ponsel berkamera dan meminta teknisi meng-upload-nya ke VideokuTV. Beberapa menit kemudian, video pertunjukkan Corbuzier sudah bisa diklik di VideokuTV sebagai hasil users generated video content, dimana publik atau siapapun bisa mengirimkan gambar videonya.
Tentu yang satu ini bukan kekuatan mentalist, tetapi seratus persen kekuatan media massa digital yang mampu menampilkan informasi teks, suara, maupun gambar sesegera mungkin, bahkan siaran langsung menggunakan live streaming, sebagaimana acara Grand Launching Kompas.com Reborn yang dapat disaksikan langsung dari seluruh penjuru dunia.***
No comments:
Post a Comment