Wednesday, May 07, 2008

Catatan (47): Berakhirnya "Kompas Update"



Habis "Kompas Update", terbitlah "Kompas 16 Halaman"

PERCAYA atau tidak, barangkali sayalah karyawan Kompas yang paling sering menerima surat penugasan baru. Sejak kepindahan saya ke Jakarta April 2006 lalu, terhitung saya sudah mendapat 5 kali surat penugasan dari kantor. Mulai dari Wakadesk Investigasi, Wakadesk Multimedia, News Director Kompas.com, Editor Kompas Update, dan kini Chairman of Community Commission Proyek Mega Portal Kompas.com. Saya jalani semuanya dengan senang hati, saya pegang amanah di semua tempat dengan berusaha bekerja tanpa cacat.

Selasa, 6 Mei 2008 kemarin, atau bertepatan dengan hari ulang tahun adik saya tersayang, Siska Taniadewi, saya mendapat penugasan baru sebagai "chairman" yang merupakan bagian dari Mega Portal Kompas.com. Surat penugasan diberikan langsung Pemred Kompas Bambang Sukartiono di ruangannya. Tidak hanya saya tentu, ada Andi Suruji, Banu Astono, Atika Walujani, dan Tri Haryono, dengan tugas masing-masing. Di tempat itu secara khusus Mas SK, demikian kami memanggil Bambang Sukartiono, mengucapkan terima kasih atas penugasan saya sebelumnya di Kompas Update.

"Tentunya hidup kamu terganggu dengan penugasan di Kompas Update, sebab kamu harus selalu bangun dan berangkat kerja malam hari. Tapi kamu sudah mendapat pengalaman dari penugasan itu sehingga tidak sulit bagi kami kalau suatu saat meminta bantuanmua lagi," kata Mas SK. Saya tentu saja membalasnya dengan senyum puas, sebab bagaimana pun saya masih dipercaya berada di struktural yang semakin menyempit itu. Karena satu dan lain hal, Kompas Update harus dihentikan dan diganti dengan "Kompas 16 Halaman". Apa itu "Kompas 16 Halaman", nanti akan saya ceritakan dalam kesempatan terpisah.

Saya selalu senang menghadapi tantangan dan tidak pernah menolak penugasan. Tugas di Kompas Update yang selalu bekerja "ngalong", saya hadapi dengan menyiapkan fisik yang kuat, juga pikiran yang jernih. Sekarang, tugas saya harus berhadapan dengan orang banyak, selebritis, karena kaitannya dengan pekerjaan "memelihara" pengunjung Mega Portal. Ini tantangan yang tidak ringan, sangat-sangat berat. Tetapi, saya selalu melihat cahaya optimisme di setiap ujung lorong yang gelap, yang saya sendiri tidak tahu bagaimana harus melangkah.

Saya percaya, dalam bekerja selalu dituntun naluri. Naluri itu tidak lain Tuhan, dalam keyakinan saya. Saya sudah cukup banyak "melahap" buku dan bahkan menulis di Harian Kompas mengenai dunia online, media online dengan segala perkembangannya. Tidak ada hal yang sulit kalau kita mau memulainya, dan kini saya sedang memulainya....

1 comment:

Anonymous said...

congrats.
apa gebrakannya nih?