Wednesday, May 21, 2008

Catatan (49): Seminar di Batam



Tentang Media Massa Digital

BEBERAPA waktu lalu saya mendapat telepon dari Mas Hendry Ch Bangun, Redpel Wartakota. "Pep kamu ke Batam ya, kamu jadi pembicara tentang media massa digital. Saya sudah minta bosmu," kata Mas Hendry. Yang ia maksudkan dengan "bosmu" adalah Taufik Mihardja, Redpel Kompas.com. Saya menjawab singkat ala serdadu, "Siaaaap!"

Senin, 19 Mei 2008, saya terbang dengan Sriwijaya Air yang tertunda dua jam. Jadwal saya bicara pukul 13.00, sementara saya baru terbang pukul 11.40 dan perjalanan Jakarta-Batam 1 jam 25 menit. Saya pasti terlambat, begitu gumam saya. Untuk amannya, saya telepon Ibu Taty, panitia seminar, minta jadwal bicara diundur. Yang bersangkutan menyanggupi, tetapi saya belum tahu berapa jam diundurnya.

Dari Bandara Internasional Hang Nadim, saya menggunakan taksi ke Hotel Nagoya Plaza, tempat seminar dilaksanakan, sekaligus tempat saya menginap. Setelah check in dan mendapat kamar yang luas dan cukup mewah di lantai 5, saya diminta Mas Hendry ke lantai 3. Rupanya ini seminar yang diselenggarakan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI). Peserta seminar tidak lain wartawan dan pegawai kehumasan se-Provinsi Riau Kepulauan.

Bahan-bahan seminar sudah saya kirim sebelumnya dalam bentuk power point, sehingga saya tinggal meminta moderator, Mas Hasan dari Batam Pos, untuk memindah-mindahkannya sesuai saya bicara. Pada praktiknya, saya hampir tidak membahas garis besar makalah di power point yang saya susun dengan gaya Q/A itu. Materi itu sudah saya kuasa, sehingga saya tinggal bicara saja. Penyampaian materi cukup lancar, tidak gagap, meskipun saya bicara di hadapan para senior dan wartawan kawakan Pulau Batam dan sekitarnya

Well, latar belakang saya yang "orang komunikasi" cukup jitu mempraktikkan teori yang saya pegang selama ini, yakni "know your audiences"! Ketahuilah siapa gerangan khalayakmu, kepada siapa kamu berbicara... Setelah trik jadul tapi ampuh ini saya tempuh, saya cukup menguasai jalannya seminar. Peserta antusias bertanya, bahkan jatah waktu saya tidak mencukupi sehingga dihentikan moderator. Peserta yang masih penasaran, masih bertanya saat seminar telah usai. Saya ladeni saja mereka, sebab pada dasarnya saya senang berbagi ilmu.

Untuk mengetahui apa yang saya bawakan dalam seminar itu, di bawah ini saya muat pointer bahasan saya. Siapa tahu bermanfaat bagi rekan mahasiswa, dosen, dan teman wartawan. Saya tidak keberatan naskah seminar saya itu dikutip, asalkan menyebut sumbernya dengan jelas. Silakan...

Media Massa Digital

Bagaimana Pengertiannya?
Belum ada definisi yang secara umum dapat diterima mengenai istilah media massa digital. Digital biasanya dilawankan dengan analog. Ada jam digital yang menggunakan bateri dengan tampilan LCD, ada jam analog dengan tampilan angka biasa dengan mesin biasa dengan cara memutar tuas. Akan tetapi dalam media massa digital, pakar sering melawankannya dengan media massa cetak atau media massa elektronik sekaligus. Media massa digital atau umumnya disebut media massa online, adalah penyampaian berita melalui “media baru” yang disebut internet.

Apakah Media Internet Berarti Media Massa Digital?
Ya. Internet yang digunakan untuk kepentingan penyampaian berita inilah yang biasanya disebut media massa digital. Di Indonesia, istilah “Media Dotcom” menjadi lebih popular untuk menyebut media massa digital karena umumnya domain sebuah koran online diakhiri dengan .com. Misalnya Kompas.com, Detik.com, dll.

Apakah Media Massa Digital Mengancam Media Massa Analog?
Perlahan tapi pasti, media massa online ini semakin menjadi kebutuhan sehari-hari “masyarakat digital” atau digital society, yakni satu kelompok masyarakat yang sudah sangat tergantung kepada media internet. Mereka umumnya generasi muda sampai batas usia 40 tahun, yang berada di persimpangan antara media massa konvensional dengan media massa internet. Tetapi generasi berikutnya, yakni anak-anak muda yang kini sedang bertumbuh, dan tentu saja generasi berikutnya, umumnya sudah akrab dengan media internet untuk berbagai kepentingan. Apakah ini sebagai suatu ancaman? Bisa ya, bisa tidak. Di AS dan Eropa mungkin sudah menjadi ancaman media massa konvensional. Tetapi di Indonesia, kelihatannya belum begitu terasa, meski koran-koran cetak dan elektronik sekarang sudah membuat versi online-nya masing-masing. Ini tidak lain untuk mengantisipasi beralihnya satu generasi dan generasi berikutnya ke media massa digital.

Bagaimana Kecenderungan Anak Muda terhadap Intenet?
Mereka lebih akrab dan lebih banyak mencari informasi dari internet dibanding mencari informasi dari koran. Pergeseran ini pulalah yang menjadikan oplah media massa cetak, khususnya di Amerika Serikat dan Eropa, cenderung menurun. Sebaliknya, seiring memassanya penggunaan internet berkecepatan tinggi, media massa digital semakin dinikmati. Anakanak muda terbiasa mencari informasi lewat situs jejaring sosial seperti Friendster.

Dirangkul atau Dimusuhi?
Kehadiran media massa digital sebaiknya tidak dimusuhi, tetapi dirangkul. Tidak harus nyinyir dengan mengatakan, “Toh koran cetak masih tetap survive kendati sudah ada radio, toh radio tetap ada kendati sudah ada televisi”. Betul, tetapi bila tidak disikapi dengan arif, media massa digital ini akan “menggerogoti” media massa analog, yakni Koran, radio, dan bahkan televisi. Dirangkul, yakni dengan cara membuat konvergensi antara media massa analog dengan media massa digital. Misalnya Harian Kompas memiliki Kompas.com, CNN punya CNN.com, bahkan kantor berita Reuters juga memiliki Reuters.com.

Dapatkah Digambarkan Metamorfosa Sederhana Media Massa?
MESSENGER --> ACTA DIURNA --> BERITA PELABUHAN --> KORAN --> RADIO --> TELEVISI --------------> MEDIA MASSA INTERNET.

Bisa Disebutkan Kelebihan Media Massa Digital Dibanding Media Massa Digital?
MESSENGER --> hanya berupa pesan lisan
ACTA DIURNA --> Berisi catatan pemerintahan yang sulit diakses
BERITA PELABUHAN --> Terbatas pada kepentingan orang-orang dagang
KORAN--> Terbaca namun tidak terdokumentasi, ada jarak waktu dari saat diterbitkan sampai kepada pembaca.
RADIO --> Terdengar tapi tidak terbaca, bersifat selintas dan tidak terdokumentasi, bisa melaporkan langsung on the spot.
TELEVISI --> Terdengar, terlihat, dalam batas-batas tertentu terbaca (running text), sulit terdokumentasi, bisa siaran langsung.
MEDIA MASSA INTERNET ---------> Bisa menggabungkan seluruh karakteristik yang dimiliki media massa terdahulu. Selain teks berita, bisa dilengkapi suara (voice streaming), gambar (video streaming), dan terdokmentasi (minimal via Google search).

Apakah Bentuk Media Massa Internet Berubah dan Mengubah Cara Peliputan?
Ya. Bermula media massa online hanya dapat menggunakan desk top, tetapi kemudian berubah menjadi laptop, palmtop, personal data assistant, dan sekarang ponsel internet. Dengan demikian, peralatan wartawan dan cara peliputan pun berubah. Lebih simple dan bisa lebih cepat, bahkan bisa menyiarkan berita secara langsung.

Pepih Nugraha,
Batam, Senin 19 Mei 2008.

No comments: