Beranilah untuk Memulai!
Pengantar:
Dengan senang hati saya menerima cerita mini (cermin) dari seorang blogger yang berminat dalam tulis menulis. Ia adalah Willa, seorang ibu rumah tangga yang kini tinggal di Amerika. Tidak jauh-jauh, apa yang ia tulis adalah pengalamannya sendiri saat pertama-tama menginjakkan kaki di negara Paman Sam. Tulisan yang bergaya catatan harian. Sahabat bisa mengikuti buah karyanya berikut ini tanpa saya edit susunan apalagi gaya bahasanya. Saya hanya perbaiki salah ketiknya saja. Catatan ringan saya lampirkan di akhir tulisan:
PENGALAMANKU HIDUP DI NEGARA PAMAN SAM
Enam tahun yang silam ketika pesawatku mendarat di JFK New York International Airpot, aku bergumam "AMERICA HERE I COME". Menurut cerita orang-orang yang sudah mengalami hidup di negara ini katanya uenaaaak, segalanya serba mudah, serba convenient-lah hidup di Amerika itu.
Datang ke New York pada bulan Februari tentunya udara dingin sangat menggigit... kata peribasa, tapi kok kenyataannya memang begitu, Februari itu bulan yang paling dingin dari seluruh musim dingin. Salju dimana-mana, tak ada sama sekali daun yang hijau sepeti di negeri kita... ah sejauh mata memandang hanyalah salju yang dingin, bunyi angin berdesir meniup, kadang kala meniup sangat keras. Kuraba pipi, telinga, hidung, dingiiiiiin.
Waktu itu aku menyusul suamiku yang sudah lebih dulu berangkat dari Indonesia yang memang pulang kenegerinya sendiri setelah sekian lama tinggal di kota Bandung Berhiber tercinta bekerja di perusahaan pesawat yang waktu itu sangat terkenal di seluruh dunia.... barangkali? Tetapi karena keadaan ekonomi yang merambah di negara kita itu sampai mempengaruhi keadaan ekonomi di seluruh negeri sampai terjadilah kebangkrutan yang luar biasa sehingga semua expatriates harus pulang kampung termasuk suamiku.
Suamiku mengatakan "SELAMAT DATANG DI AMERIKA THE WILDERNES". Apa wildernes? kan Amerika itu negara Adikuasa... masa wildernes siih? menurutku wildernes itu kan Hutan Belantara... apa bener hidup di negara ini seperti di hutan belantara? Setelah aku mengalami kehidupan selama enam tahun di sini barulah aku menyadari bahwa hidup di negara ini tak semudah yang setiap orang bayangkan.
Kita harus tegar menghadapi kekerasan hidup di negeri orang yang serba dilakukan sendiri, kerja, belanja, masak, cuci pakaian, cuci piring... meskipun aku suka pakai mesin cuci piring setelah teman-teman datang makan makanan Indonesia. Itulah mungkin maksud perkataan suamiku ketika pertama kali aku menginjakan kaki di negeri Paman Sam ini.
www.willasunda.blogspot.com
Catatan:
Willa memulai tulisannya dengan salah satu unsur dari "5W + 1H", yakni unsur "when" (bilamana). "Enam tahun yang silam..." demikian ia menulis. Jika mau, ia juga bisa mulai dengan menggambarkan suasana di negeri asing yang berbeda dengan negara kita, yang otomatis menerbitkan keingintahuan pembaca. Misalnya, "Salju dimana-mana, tak ada sama sekali daun yang hijau seperti di negeri kita." Bisa juga ia mulai dengan seruan: "America, here I come!" Semua sudah diuraikan dalam Berbagi Pengalaman Menulis (3) dan (4).
Ke depan, hiasilah tulisan kita dengan "percakapan" agar suasananya lebih hidup. Hadirkan tokoh lain, misalnya suami, anak atau tetangga kita. Tulis saja: "Apa? Wilderness?" tanyaku pada suami, "Bukankah itu berarti hutan belantara." Suamiku menjawab sekenanya, "Ya begitulah, kau akan tahu nanti." Itu sekedar contoh saja. Kalau sudah terbiasa menggambarkan suasana percakapan, menulis cerita pendek hanya tinggal selangkah lagi. Willa sudah memunculkan "konflik" serta kausalitas (sebab akibat) mengapa ia terdampar di negara orang, sesuatu yang dibutuhkan dalam tulisan.
Salut atas keberanian Willa menulis. Saya masih menunggu hasil karya sahabat lainnya di alamat pepih_nugraha@yahoo.com, baik itu cerita mini, cerita pendek, catatan perjalanan, atau puisi. Masih ada dua penulis lain yang bertanya tentang bagaimana menulis. Saya akan menampilkan pertanyaan dan jawabannya dalam kesempatan lain.
Pepih Nugraha
Bintaro, 18 Oktober 2006
Wednesday, October 18, 2006
Karya Sahabat (1)
Diposting oleh Pepih Nugraha di 1:06 PM
Label: Amerika Serikat, Karya Sahabat, Kehidupan
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment