Tuesday, May 29, 2007

Catatan (19): Mencapai "Adiluhung"



Berbagi Ilmu, Mengapa Tidak?



SENIN Kemarin, saya mendapat telepon dari Arifin, wartawan Majalah Hidayah, yang saya kenal di Toko Buku Gramedia Plaza Bintaro beberapa bulan sebelumnya. Saya tidak mengenali nomor teleponnya karena ia menelepon dari kantornya. Saya katakan adakah yang bisa saya bantu. Dia jawab, "Sekadar silaturahmi saja." Simpatik, benar-benar mempraktikkan ukhuwah islamiyah-nya. Saya senang karenanya. Saya mau mendengarkan apa yang ingin dikatakannya, siapa tahu saya bisa memberi jalan untuk sekadar menolongnya.



Dalam percakapan singkat di telepon, ia bertanya apakah tidak ada konsekuensi hukum dengan cara saya membuat blog yang memuat kembali karya-karya saya yang pernah dimuat di Harian Kompas maupun yang ditayangkan di KCM, Kompas Cyber Media. Pertanyaan yang wajar, karena ini menyangkut copy right alias hak cipta. Saya tahu, Arifin wartawan yang santun, setidak-tidaknya yang saya tangkap saat bertemu dulu.



Saya jawab, selagi karya tulis itu tidak dikomersialkan, tidak menjadi salah. Kalau apa yang saya lakukan itu melanggar, sudah sejak lama saya ditegur perusahaan. Justru dengan memuat kembali tulisan saya di blog, perusahaan "diuntungkan" karena secara tidak langsung dipromosikan. Bayangkan kalau dia mengklik tulisan kita di KCM, itu artinya page per view KCM bertambah, meski mungkin penambahannya tidak berarti banyak. Di sisi lain, kita juga memberi tahu banyak pihak, bahwa profesi wartawan itu menyenangkan, menulis itu bisa mendatangkan nafkah, dan wartawan bukanlah makhluk sombong yang bisa mendikte dan mencecar Presiden. Wartawan juga manusia!



Tetapi saya akui, ini persoalan yang masih debatable. Sejak kelahirannya, live journal atau bentuk blog pada awalnya, adalah untuk menampilkan karya tulis, gambar, foto, video kita di web pribadi. Maka tidak terhindarkan kalau karya tulis yang pernah dimuat dimanapun, kita masukkan kembali ke dalam catatan virtual kita. Bedanya, catatan itu memang dibaca oleh orang lain. Selagi kita mencantumkan sumber tulisan karya kita itu, maka tidak ada aturan yang dialanggar dalam hal ini.



Saya teringat buku Steven R Covey (The 8th Habit) mengenai upaya pencapaian prestasi hidup tertinggi yang disebutnya pencapaian adiluhung, yakni pencapaian yang tidak hanya berguna bagi diri sendiri, tetapi berguna buat orang banyak. Menurut dia, dalam hidupnya manusia harus berupaya mencapai kehidupan adiluhung itu. Apa yang kita kerjakan, tidak semata-mata untuk mencari uang, keuntungan dan materi semata. Ada waktunya kita harus berbagi ilmu dan bahkan harta kepada sesama.



Cara saya membuat blog untuk berbagi ilmu menulis yang pernah saya dapatkan berdasarkan pengalaman kerja, rasanya "harta" yang saya bagi-bagikan dengan percuma itu. Saya tidak berpretensi untuk mengomersilkan, apalagi menjual tulisan-tulisan saya. Semuanya bisa dipelajari, diambil, dikutip, asalkan mencantumkan sumbernya. Tidak ada masalah. Banyak orang belajar dari blog, termasuk saya yang juga belajar dari blog-blog orang lain, sesuai minat saya.



Kepada Arifin saya katakan, bukankah dengan cara demikian kita beramal setiap hari, berbagi ilmu setiap hari, meski tidak berpretensi mendapatkan ganjaran apa-apa. Banyak wartawan yang jauh lebih segala-galanya dari saya. Mungkin mereka juga berbagi ilmu dengan cara mereka masing-masing. Kalau mereka belum sempat, mungkin karena belum punya waktu saja. Karena saya selalu menyempatkan diri, maka saya memilih cara termudah, yakni membuat blog. Tidak harus pusing dengan blog; kalau tidak suka, silakan lewat saja. Tetapi jika suka, terus baca dan ambil manfaatnya.

No comments: