Monday, December 17, 2007

Berbagi Pengalaman Menulis (40)


Ambil dan Temukan Pokok Bahasan


PADA 4-5 Desember lalu saya berada di Amsterdam, Belanda, mengikuti Nokia World 2007. Ini tradisi tahunan perusahaan telepon seluler asal Finlandia dalam memperkenalkan visi dan misi bisnisnya, juga produk baru dalam kemasan pameran. Selain mendengarkan paparan para pakar Nokia, hadirin yang berjumlah 2.700, termasuk saya dan dua rekan lainnya blogger dari Indonesia, yakni Budiputra dan wartawan Porsel, Andra, juga "disuguhi" paparan pebisnis, ahli pemasaran, dan pakar lainnya yang terkait dunia ponsel dan internet.

Persoalannya, begitu banyak pembicara, begitu banyak paparan yang menarik, yang pada akhirnya menerbitkan kebingunangan tersendiri bagi wartawan: apa yang harus ditulisnya. Kebingungan ini sering menyergap wartawan senior sekalipun. Akan tetapi, selalu ada cara untuk menangani masalah ini.

Hal paling mudah tentunya kita harus tahu cakupan apa yang akan dibahas dalam pertemuan itu. Garis besarnya tentulah "sekadar" ponsel. Tetapi apanya? Bukankah kalau bicara ponsel sebatas devices saja dan sekadar menulis produk-produk baru? Tidak kalau kita tahu cakupan dan trend yang berkaitan dengan perkembangan ponsel! Kita ambil dulu garis besar apa dibicarakan dalam pertemuan besar itu. Dengarkan visi bisnis mereka (Nokia) ke depan, apa hal-hal baru (novelty) yang diperkenalkan, apakah kebaruan itu akan mengubah prilaku masyarakat dunia dan berdampak besar dalam kehidupan?

Hal-hal lain yang mendukung bahasan utama tetapi menarik untuk ditulis, bisa dipersiapkan menjadi judul-judul untuk tulisan tambahan atau pendukung. Di sana banyak orang-orang hebat. Adakah menarik untuk menangkap sosok seseorang untuk kemudian dibuatkan profilnya? Tetapi satu hal, jangan pernah menunda-nunda hasil liputan pertemuan besar seperti itu. Semakin lama dibiarkan, akan semakin sulit menangkap nuansanya. Segera tulis supaya Anda juga mendapat tempat (space) di koran Anda.

Di bawah ini adalah satu dari sekian laporan yang bakal saya tulis dari pertemuan Nokia World 2007 sebagai garis besar pertemuan, yang dimuat Kompas, Sabtu 15 Desember 2007:

Telekomunikasi
Bisnis Tujuh Perkara di Tangan

Oleh PEPIH NUGRAHA

Fokus. Ini satu kata kunci bisnis yang masih dipegang oleh perusahaan besar berorientasi global, termasuk perusahaan raksasa telepon seluler dari Finlandia, Nokia. Dalam acara tahunan Nokia World 2007 yang berlangsung di Amsterdam, Belanda, 4-5 Desember lalu, fokus bisnis Nokia berasal dari tujuh perkara yang ada di sekitar kita.

Tujuh perkara itu ternyata menjadi ketergantungan manusia modern, yakni musik, video/televisi, foto, peta, kontak, games, dan internet. Dari tujuh perkara tersebut, Nokia mengemasnya dalam berbagai bentuk devices ponsel yang sesuai dengan tekanan masing-masing tujuh perkara itu.

Sekadar contoh, tekanan untuk permainan (games) ada pada ponsel N-Gage, musik pada Nokia 5610 Xpress Music, video pada Nokia N95 8GB, internet pada Nokia N810 Internet Tablet, kontak bisnis pada Nokia E90 Communicator, dan seterusnya. Meski ada tujuh perkara bisnis dalam urusan ponsel, Nokia fokus pada satu hal: mobilitas internet!

Mobilitas internet yang menemukan bentuknya dalam ponsel sedikit banyak telah mengubah perilaku sebagian besar manusia di berbagai belahan bumi yang akrab dengan teknologi informasi. Soalnya, segala urusan bisa diselesaikan di telapak tangan saja. Jari-jari menjadi penentu untuk segala urusan. Putusan bisnis, misalnya, bisa dilakukan sambil minum kopi di kafe. Mendengarkan radio, menonton televisi dan video bisa sambil tiduran, atau membalas surat elektronik saat sedang berurusan dengan kamar mandi.

Mau tidak mau ada sedikit pergeseran makna di sini. Dulu istilah telepon bergerak dimaksudkan untuk menggantikan telepon statis yang tidak bisa dibawa ke mana-mana. Musik hanya bisa didengarkan di radio, tape, dan kemudian ada revolusi walkman dari Sony yang mengubah orientasi bermusik karena mobilitasnya. Video dan televisi dulu harus ditonton di rumah atau tetangga dan tidak ada cara lain. Lagi, dulu internet hanya bisa dinikmati lewat desktop dan kemudian laptop yang lebih mobile.

Akan tetapi, revolusi yang mencengangkan karena perpaduan ponsel sebagai sebuah alat dan internet sebagai teknologi informasi mutakhir telah merangkum semua urusan tujuh perkara itu di telapak tangan saja. Dan, Nokia menempatkan tujuh perkara itu sebagai bisnis global yang merambah sampai ke sudut-sudut desa terpencil di belahan dunia mana pun dengan rangkaian bisnis ikutannya, sampai ke gerai ponsel.

Multimedia

Dengan keyakinan itulah, Nokia World 2007 yang berlangsung di Congress Centre RAI Amsterdam mengusung tema "Share More, Experience More". Ilkka Raiskinen dari pihak Nokia yang diserahi tanggung jawab untuk mengurus multimedia dalam satu kesempatan mengatakan, apa yang terjadi sekarang merupakan langkah untuk ke depan, yakni mengubah layanan internet menjadi lebih mudah dan bersahabat lewat multimedia di telapak tangan.

"Hal penting lainnya adalah kesadaran kami untuk memelihara lingkungan. Ini karena pengalaman kami, sekaligus peluang bagi kami untuk menciptakan teknologi informasi yang ramah lingkungan," kata Raiskinen yang telah bergabung dengan Nokia sejak tahun 1994.

Raiskinen mengungkapkan, Nokia saat ini fokus pada pengembangan teknologi internet yang menjadi lebih personal dan hadir dalam bentuk multimedia. Tidak sekadar urusan mengontak orang sambil jalan sebagaimana fungsi utama sebuah ponsel, tetapi diperkaya dengan ketersediaan fasilitas untuk mendengarkan musik, menonton video dan televisi, membaca berita online, bahkan membuat blog dari ponsel.

Musik, sebagaimana diakuinya, adalah salah satu penekanan penting. Bahkan ke depan, fungsi ponsel sebagai alat komunikasi tinggal 12 persen. Selebihnya, kalau tidak main games, mendengar radio internet dan musik, nonton video dan televisi, membaca peta di jalan-jalan raya, ya baca berita terbaru yang mengalir setiap saat.

Anssi Vanjoki, General Manager Multimedia Nokia, tidak ragu melihat musik sebagai ikon baru dalam ponsel. Tidak sekadar bisnis nada dering, nada tunggu, atau mendengar musik dari MP3 yang sudah dianggap jadul (zaman dulu), tetapi Nokia membebaskan penggunanya untuk mengunduh (download) jutaan lagu secara gratis sesuka mereka.

"Kami membuat apa yang dilakukan pengguna internet selama ini dengan men-download musik secara ilegal menjadi legal. Mengapa harus berbuat ilegal kalau kami memberi jutaan lagu secara gratis kepada pengguna Nokia seri tertentu selama setahun?" kata Vanjoki pada sesi khusus dengan wartawan Asia Pasifik yang hadir dalam Nokia World 2007, termasuk Kompas.

Kunci lainnya adalah kerja sama atau share itu tadi. Bayangkan, bagaimana mungkin sebuah produsen ponsel bisa bekerja sama dengan perusahaan rekaman Universal dengan jutaan lagu, yang kemudian diajaknya sebagai mitra bisnis. Tentu ada hitung-hitungan bisnisnya sebab, selepas satu tahun, pengguna Nokia yang ingin mengunduh musik dikenai biaya.

Akan tetapi, Vanjoki tidak bersedia memerincinya saat ini. "Itu urusan tahun depan. Namun, selama setahun Anda bisa men-download jutaan lagu dari ponsel kalau Anda mau," katanya.

Dalam sekejap, kemitraan antara Nokia dan Universal Music Group International milik perusahaan media raksasa Perancis, Vivendi, itu akan mengubah bisnis musik ke depan. Lewat kemitraan yang sebelumnya tidak pernah terpikirkan, yakni antara perusahaan ponsel dan perusahaan rekaman musik, kedua raksasa itu bersekutu untuk menawarkan layanan "Comes With Music" hanya di ujung jari.

"’Comes With Music’ adalah mimpi kami untuk memberi konsumen jutaan musik yang mereka inginkan, kapan mereka mau, dan di mana pun mereka berada, sekalian sambil memberi musisi penghargaan atas karya-karyanya karena musik yang Anda dengarkan adalah legal," kata Vanjoki.

Bos Universal Lucian Grange menyebut kemitraan ini sebagai fantastis dan cara baru bagi penikmat musik mencari dan menemukan artis kesayangannya dari katalog Universal. "Di sisi lain ’Comes With Music’ memungkinkan artis kami meraih khalayak penggemar yang jauh lebih luas dengan cara yang sangat mudah," katanya saat memberi pandangan.

Ovi adalah "pintu"

Sulit menghindar dari kenyataan bahwa dengan terjunnya Nokia ke dunia internet yang menomorsatukan unsur mobilitas, ia akan berhadapan secara frontal dengan perusahaan internet, seperti Microsoft, Yahoo, dan Google. Itu sebabnya tatkala Google membentuk konsorsium menciptakan software terbuka Android, di mana Nokia tidak masuk di dalamnya, dilihat sebagai upaya membendung sepak terjang Nokia yang merambah internet. Namun, kehadiran Android tidak membuat orang-orang Nokia cemas.

"Kalau Android dimaksudkan sebagai software terbuka, bukankah kami juga punya Symbian, Java, sistem operasi Linux yang juga bersifat terbuka? Jadi, tidak ada yang perlu kami khawatirkan," kata Vanjoki.

Melanjutkan kompetisinya di dunia internet yang mobile, Nokia memperkenalkan Ovi yang mereka sebut sebagai "panel personal untuk hidup". Ovi yang dalam bahasa Finlandia (Suomi) berarti pintu memungkinkan orang dengan mudah membangun jaringan sosial dan komunitas. Dengan demikian, Ovi tidak jauh beda dengan situs jejaring sosial seperti Myspace, Friendster, Facebook, Flickr, dan YouTube.

Bedanya, Ovi menekankan pada tiga unsur layanan, yakni navigasi (peta), musik, dan games. Dengan Ovi, misalnya, pengguna dimungkinkan mengunduh peta melalui ponsel atau komputer personal. Ovi tentu saja dapat di-install ke ponsel Nokia seri tertentu, seperti Nseries, sehingga mendengarkan musik di radio internet bisa dilakukan sambil bepergian. Sesungguhnya, bisnis tujuh perkara terangkum pula dalam Ovi ini.

No comments: