WADER baru saya dengar saat bertugas di Surabaya dua tahun lalu. Saat itu wader merupakan pesanan favorit makam malam teman-teman kerja. Saya coba-coba karena penasaran. Ternyata enak juga! Wader tidak lebih dari ikan sungai kecil-kecil yang digoreng kering tetapi dimakan bersama sambal terasi yang pedas. Waktu kanak-kanak, saya suka memancing di Sungai Cipamali atau Jati di desa kelahiran saya, Ciawi, Tasikmalaya. Saat itu ikan yang didapat antara lain ikan "beunteur" sebesar kelingking orang dewasa. Sisiknya keperakan dan kalau digoreng dibuang dulu isi perutnya. Bagi saya, wader adalah nama lain dari "beunteur". Sampai sekarang, kalau ada orang yang datang dari Surabaya, wader biasa di pesan. Beberapa hari lalu pesanan wader datang. Jadilah dia teman nasi setiap sarapan pagi. Dengan kopi Sidikalang yang pekat dan sop tofu jamur kuping, wader sambal terasi terasa dahsyat. (PEPIH NUGRAHA)
Monday, October 20, 2008
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
2 comments:
Wah iwak wader ini memang maknyus, saya sering nambah kalo makan berlauk ikan ini :D
Hmmm... Saya ingin sekali mencoba ternak ikan ini... Tapi belum tahu caranya... baru coba-coba saja. Ada yang bisa kasih "tutorial"nya ga... Terimakasih.
Post a Comment