Tuesday, February 06, 2007

Novelet: Mystery of Love (12) -Tamat


"Mystery of Love"
Oleh TIA

Di Gorky Park Rusia, Winter 2007

AKU berjalan sendiri, mengendap-ngendap hendak memotret kucing yang sedang terlelap di Gorky Park. “Bundaaa…lagi apa sih.” Lia anakku mengagetkanku, “Ssst Sayang, lihat tuh, Bunda lagi mau memotret pus itu…” aku menunjuk ke arah kucing berwarna coklat belang hitam itu.

“Ihh..lucunyaaa !” Lia berkata polos.”Ssstt…hahaha, kamu ini gimana Sayang, tuh lari kan kucingnya.” Aku tertawa dan membelai rambut Lia.

“Maaf Bunda, hmmm, kok Papa, Mama, dan kak Nisa lama banget sih ke Bolshoinya?” Lia memandangku dengan wajah cemberut.

“Ya mungkin pertunjukan Swan Lake nya belum selesai, ahh itu mereka Sayang.” Aku menunjuk ke arah depan, Lia mengikuti arah jariku, dan ia kemudian berlari memelukmu dan kamu pun langsung menggendongnya.

Wanita di sebelahmu menghampiriku, “Maaf menunggu lama Dek, yuk kita makan yuk Pa, kasihan Dek Ara nih, lagian sekarang dia juga harus memberi makan yang di dalam perut ini.” Mbak Angel berkata kepadamu sambil mengelus-elus perutku yang sudah membuncit di balik mantelku.

“Oke, mau makan apa Hun?” tanyamu, kamu menatapku sambil tersenyum mesra.” Apa sajalah, yang penting Nisa dan Lia juga suka.” Aku melempar pandanganku ke arah kedua gadis cilik itu.

“Ah Dek, kalau mereka sih maunya paling cuman junk food, yuk Nisa, Lia ikut Mama, tidak boleh junk food hari ini yah, Dede kalian yang di perut kasihan entar.” Mbak Angel melepaskan Lia ke dalam gendonganmu, menurunkannya dan menggandengnya berdua Nisa.

Kamu menatapku, dan mengelus-elus perutku…, ”Kamu bahagia Hun?”
Aku menatapmu, mencium pipimu sekilas dan berkata, ”Ya, bahagia banget Cinta, kamu?”
Aku menggandeng lenganmu, menatap wajahmu, dan kamu menatapku balik, ”Sangat bahagia.”. “Anak kita menurut USG cowok ya Hun?”
Aku mengelus perutku, ”Insya Allah Cinta…”
Kamu menatapku mesra, ”Aku ingin nama tengahnya Trafalgar.”
Aku menatapmu heran..,”Loh, kok Trafalgar?”
Kamu menatap ke arah depan sambil tersenyum, ”Tempat Hun jatuh cinta kepadaku untuk pertama kalinya.”

Aku mencubit lenganmu, ”Ugh, bukannya kamu duluan yang jatuh cinta, semenjak di atas lift itu? hahaha.”

“Papaaa, Bundaaa ayo dong…kita udah pada lapar niii.” Terdengar suara Nisa memanggil kita. Kulihat Mbak Angel tersenyum-senyum penuh arti kepadaku dan kamu, suaminya.
Aku dan kamu bergegas ke arah mereka, dan kemudian aku menggandeng tangan Mbak Angel.

Ketika cinta membuka tabir gelap dalam dadaku,
Aku membiarkannya masuk menembus sukmaku,
Membiarkannya menembus labirin rongga hatiku,
Membiarkannya memenuhi ruang sepi dalam jantungku,
Ijinkan aku mencintainya, walau kutau dia masih milikmu,
Ijinkan aku juga, untuk mencintaimu sebagai saudariku…

(Tamat).
Puri Anjasmoro Semarang, 4 – 5 November 2006

Catatan:

Terima kasih saya ucapkan kepada Tia, blogger yang tampaknya sangat menyukai dunia tulis-menulis. Novelet karyanya ini cukup mendapat sambutan dari sejumlah blogger juga, bahkan ada yang bertanya apakah novelet itu sudah dibukukan (simak beberapa komentar di akhir beberapa bagian noveletnya). Ini modal yang tidak sedikit, katakanlah penyemangat. Penghargaan ini sejatinya dapat terus memompa semangat Tia untuk menulis. Saya yakin, suatu saat penerbit akan tertarik dengan cerita-cerita Tia, karena Tia punya modal besar: kalimatnya mengalir deras seperti orang bercerita, yang tidak perlu penggambaran suasana detail. Novel atau novelet ringan yang begitulah yang kenyataannya sangat disukai pembaca. Mohon maaf pula kalau postingan untuk bagian terakhir noveletnya agak telat berhubung kesibukan saya dalam pekerjaan. Bravo untuk Tia! Kepada sahabat blogger lainnya, saya siap kembali mempostingkan hasil karyanya. Karya sahabat ditunggu di pepih_nugraha@yahoo.com.

No comments: