Friday, September 08, 2006

Catatan (8): Lirik Lagu Bimbo



Lirik Lagu Bimbo



KALA senggang, biasanya Sabtu sore atau malam, kadang aku ambil gitar dan bersenandung lagu apa saja di beranda rumah. Biasanya kubawakan lagu oldiest dan kebanyakan lagu-lagu dari negeri sendiri. Kadang juga lagu daerah, seperti Sunda dan Makassar yang kuhapal di luar kepala.


Rupanya senandung dan petikan gitarku secara diam-diam dinikmati oleh tetangga sebelah kanan rumah. Ibu Aziz namanya. Ibu yang kuperkirakan berusia di atas 60 tahunan. Memang ia pernah bilang kepada kusendiri dan juga pembantuku, Bi Amah, bahwa ia senang mendengar senandungku. Jadi pengen ketawa, karena suaraku sejujurnya hancur-hancuran…
“Saya sering dengar Pak Nugraha nyanyi, khususnya lagu Bimbo,” katanya suatu waktu. Wah, coba Ibu Aziz ini seorang gadis belia dan aku jejaka yang lagi giat-giatnya mencari cinta, ceritanya bisa lain. Omong-omong lagu Bimbo, aku menghapalnya beberapa lagu di luar kepala, lagu-lagu yang pernah kudengar saat aku duduk di SD atau SMP, sekitar tahun 1977-1979-an. Uniknya, sekarang aku tak punya satupun kaset atau cakram Bimbo.



Oh ya, Bimbo adalah grup musik balada dari Bandung. Beranggotakan Sam, Jaka, dan Acil. Mereka bertiga kakak beradik. Makanya dulu bernama Trio Bimbo. Setelah Iin Parlina gabung, grup musik yang dominan gitar itu bernama Bimbo saja. Lagu-lagunya banyak disuplai oleh Iwan Abdulrachman dan Wandi Suwandi.
Belakangan lagu-lagu bernafaskan Islam dihisasi puisi-puisi religi Taufik Ismail yang diberi nada dan musik.

Aku mencoba menuliskan kembali beberapa lirik lagu Bimbo yang hapal di luar kepala. Maaf kalau judul atau beberapa bait liriknya salah, mohon dikoreksi. Kumulai dengan lagu-lagu balada…



Balada Seorang Gadis Desa



Bunga manis yang tumbuh di desa

Kini mekar dan harum mewangi

Banyak kumbang yang datang mengganggu

Dengan membawa impian



Tergodalah imanmu akan khayalan

Hidup bertabur cahya di ibukota

Tanpa doa tulus dua orangtua

Berbekal khayal engkau berangkat juga

Tiada sadar kenyataan khayalan jauh berbeda



Satu tahun terlewatlah sudah

Harapan tinggal harapan

Ibukota tumpuan harapan

Kepalsuan yang kaudapatkan



Hujan mengiring dikau menangis pilu

Senyum pahit kini tersungging memelas

Malu kembali kepada orangtua

Bunga indah dari desa kini layu

Kini tinggal bayi kudus yang ada dalam rahimmu



Terbayanglah sejuta kekasih

Tak satupun menampakkan diri

Jalan akhir yang kini kautempuh

Putus asa bunuh diri



Bunga desa yang kini telah tiada

Engkau salah satu korban kepalsuan

Ibukota bukan tumpuan harapan

Sama seperti kota-kota dunia

Kepalsuan selimut indah asmara hidup seketika




Bimbo memulai lagu ini dengan sabetan gitar elektriknya yang menyayat, sesuatu yang jarang dilakukannya yang kadung kental dengan gitar akustiknya. Tahun 1977 saat aku bepergian ke Bandung yang diguyur hujan, lagu ini terus mengalun dari tempat ke tempat.



Balada Seorang Biduan



Dari sebuah desa berbekal gitar tua

Datang di ibukota dengan penuh harapan

Jadi sorang biduan, jadi sorang biduan



Oh biduan pujaan, pujaan tua muda

Kauditaburi cahya dan sinar kekaguman

Dan riuhnya tepukan dan riuhnya tepukan



Meskipun kautersenyum


Namun orang pun tahu

Apa isi hatimu tatkala kaulagukan

Lagumu lagu sendu perjalan hidupmu

Ditinggal kekasihmu, ditinggal kekasihmu




Kita mungkin setuju, isi pesan lagu ini masih relevan untuk masa sekarang ini, atau mungkin juga untuk masa mendatang. Beribu-ribu gadis berbondong-bondong pergi ke kota-kota besar untuk bertarung nasib, menjajakan suaranya baik lewat caranya sendiri-sendiri, pemandu bakat, atau bertarung lewat panggung AFI, Indonesian Idol, dan semacamnya.



Balada Seorang Minta-minta



Kisah seorang minta-minta

Yang hampir-hampir meninggalkan dunia

Di suatu pinggiran jalan yang sepi

Perut kelaparan terasa nyeri



Terdengar tangisan merana

Si buyung yang selalu dibawa-bawa

Yang tak pernah kenal akan ayahnya

Hanya satu kasih sayang ibunya



Siang dan malam hanya minta-minta

Demi kasihnya pada anaknya



Menghadapi saat akhirnya

Ia berdoa pada tuhan yang esa

Agar sudi melimpahkan rahmatnya

Kepada anak yang ditinggalkannya



Tak tahan menanggung derita

Pengemis itupun meninggal dunia

Diiringi tangis sedih anaknya

Tak seorangpun sudi menolongnya



Oh kasihan dia tiada yang menolongnya

Insan mengasih ulurkan tangannya




Kepada mereka yang bermobil dan kebetulan laju kendaraan tertahan lampu merah, boleh jadi peminta-minta seperti yang tertoreh dalam lagu Bimbo ini ada di sini. Kadang kita berpikir, ah mereka itu pemalas, sebenarnya mereka kaya hanya pura-pura miskin, dan lain-lain. Tetapi bisa jadi ada di antara mereka yang sedang mengalami penderitaan sebagaimana digambarkan lirik Balada Seorang Minta-minta itu…



Nah, sekarang kucoba kutuliskan kembali sebuah lagu indah yang juga pernah kuhapal. Tetapi ini susah payah kususun karena nyaris lupa-lupa ingat. Anakku, Kakang, berkomentar, “Ayah sedang apa kok lagunya diulang-ulang!” Mungkin juga judulnya salah. Tetapi tak apalah, mohon dikoreksi kalau memang salah….



Dunia Hitam



Dia seorang ibu

Mendapat julukan pelacur

Punya anak gadis cantik dan manis

Dan bercita-cita tinggi



Dia seorang ibu

Dari sebuah kota kecil

Ingin anaknya maju dan senang

Seperti ibu yang lain



Di kota-kota besar tertumpu harapan

Cita-cita cita harta terbayang mudah

Terbayang mudah terbayang indah



Dia seorang gadis yang cantik

Lebih cantik dari ibunya

Sama-sama telah jatuh cinta

Pada seorang pria



Seorang pria yang kaya raya

Lebih senang gadis yang segar

Si ibu kini patahlah hatinya

Bersaing dengan anaknya



Di kota-kota besar penuh kenangan

Sedih sedih sedih sedih luka dalam hati

Seorang ibu yang sakit hati



Dia seorang ibu

Kini kembali ke kampungnya

Anak durhaka ibu berdosa dari dunia hitam



Adakah lirik lagu Bimbo ini pernah terjadi dalam dunia nyata? Atau hanya terjadi di dunia sandiwara, film, sinetron, dan sebangsanya. Kalau aku sih percaya, kisah ini pernah terjadi dalam dunia nyata. Akan tetapi, semoga itu bukan kita, juga bukan saudara dan teman-teman kita.



Pepih Nugraha


Palmerah, 8 September 2006

2 comments:

Johanamay said...

wah comment yang pertama, asik *joget2 mode on*

Bimbo....hmm..m...satu2nya lagu bimbo yang paling yoan tahu judulnya "Tuhan" .....

Pepih Nugraha said...

Hai Yoan... Saya kenal lagu-lagu Bimbo karena lahir jauh lebih dulu, jadi lebih hapal... "Tuhan" itu lagu yang biasa dibawakan anak-anak vocal grup SMA... Tapi kalau sudah nyanyi lagu-lagu Bimbo, wah saya susah brenti... apalagi lagu-lagu Iwan Abdulrachman... Nah yang ini pasti Yoan nggak kenal, kan?