Lirik Lagu Bimbo
KALA senggang, biasanya Sabtu sore atau malam, kadang aku ambil gitar dan bersenandung lagu apa saja di beranda rumah. Biasanya kubawakan lagu oldiest dan kebanyakan lagu-lagu dari negeri sendiri. Kadang juga lagu daerah, seperti Sunda dan Makassar yang kuhapal di luar kepala.
KALA senggang, biasanya Sabtu sore atau malam, kadang aku ambil gitar dan bersenandung lagu apa saja di beranda rumah. Biasanya kubawakan lagu oldiest dan kebanyakan lagu-lagu dari negeri sendiri. Kadang juga lagu daerah, seperti Sunda dan Makassar yang kuhapal di luar kepala.
Rupanya senandung dan petikan gitarku secara diam-diam dinikmati oleh tetangga sebelah kanan rumah. Ibu Aziz namanya. Ibu yang kuperkirakan berusia di atas 60 tahunan. Memang ia pernah bilang kepada kusendiri dan juga pembantuku, Bi Amah, bahwa ia senang mendengar senandungku. Jadi pengen ketawa, karena suaraku sejujurnya hancur-hancuran…
“Saya sering dengar Pak Nugraha nyanyi, khususnya lagu Bimbo,” katanya suatu waktu. Wah, coba Ibu Aziz ini seorang gadis belia dan aku jejaka yang lagi giat-giatnya mencari cinta, ceritanya bisa lain. Omong-omong lagu Bimbo, aku menghapalnya beberapa lagu di luar kepala, lagu-lagu yang pernah kudengar saat aku duduk di SD atau SMP, sekitar tahun 1977-1979-an. Uniknya, sekarang aku tak punya satupun kaset atau cakram Bimbo.
Oh ya, Bimbo adalah grup musik balada dari Bandung. Beranggotakan Sam, Jaka, dan Acil. Mereka bertiga kakak beradik. Makanya dulu bernama Trio Bimbo. Setelah Iin Parlina gabung, grup musik yang dominan gitar itu bernama Bimbo saja. Lagu-lagunya banyak disuplai oleh Iwan Abdulrachman dan Wandi Suwandi.
Belakangan lagu-lagu bernafaskan Islam dihisasi puisi-puisi religi Taufik Ismail yang diberi nada dan musik.
Aku mencoba menuliskan kembali beberapa lirik lagu Bimbo yang hapal di luar kepala. Maaf kalau judul atau beberapa bait liriknya salah, mohon dikoreksi. Kumulai dengan lagu-lagu balada…
Balada Seorang Gadis Desa
Bunga manis yang tumbuh di desa
Kini mekar dan harum mewangi
Banyak kumbang yang datang mengganggu
Dengan membawa impian
Tergodalah imanmu akan khayalan
Hidup bertabur cahya di ibukota
Tanpa doa tulus dua orangtua
Berbekal khayal engkau berangkat juga
Tiada sadar kenyataan khayalan jauh berbeda
Satu tahun terlewatlah sudah
Harapan tinggal harapan
Ibukota tumpuan harapan
Kepalsuan yang kaudapatkan
Hujan mengiring dikau menangis pilu
Senyum pahit kini tersungging memelas
Malu kembali kepada orangtua
Bunga indah dari desa kini layu
Kini tinggal bayi kudus yang ada dalam rahimmu
Terbayanglah sejuta kekasih
Tak satupun menampakkan diri
Jalan akhir yang kini kautempuh
Putus asa bunuh diri
Bunga desa yang kini telah tiada
Engkau salah satu korban kepalsuan
Ibukota bukan tumpuan harapan
Sama seperti kota-kota dunia
Kepalsuan selimut indah asmara hidup seketika
Bimbo memulai lagu ini dengan sabetan gitar elektriknya yang menyayat, sesuatu yang jarang dilakukannya yang kadung kental dengan gitar akustiknya. Tahun 1977 saat aku bepergian ke Bandung yang diguyur hujan, lagu ini terus mengalun dari tempat ke tempat.
Balada Seorang Biduan
Dari sebuah desa berbekal gitar tua
Datang di ibukota dengan penuh harapan
Jadi sorang biduan, jadi sorang biduan
Oh biduan pujaan, pujaan tua muda
Kauditaburi cahya dan sinar kekaguman
Dan riuhnya tepukan dan riuhnya tepukan
Meskipun kautersenyum
Aku mencoba menuliskan kembali beberapa lirik lagu Bimbo yang hapal di luar kepala. Maaf kalau judul atau beberapa bait liriknya salah, mohon dikoreksi. Kumulai dengan lagu-lagu balada…
Balada Seorang Gadis Desa
Bunga manis yang tumbuh di desa
Kini mekar dan harum mewangi
Banyak kumbang yang datang mengganggu
Dengan membawa impian
Tergodalah imanmu akan khayalan
Hidup bertabur cahya di ibukota
Tanpa doa tulus dua orangtua
Berbekal khayal engkau berangkat juga
Tiada sadar kenyataan khayalan jauh berbeda
Satu tahun terlewatlah sudah
Harapan tinggal harapan
Ibukota tumpuan harapan
Kepalsuan yang kaudapatkan
Hujan mengiring dikau menangis pilu
Senyum pahit kini tersungging memelas
Malu kembali kepada orangtua
Bunga indah dari desa kini layu
Kini tinggal bayi kudus yang ada dalam rahimmu
Terbayanglah sejuta kekasih
Tak satupun menampakkan diri
Jalan akhir yang kini kautempuh
Putus asa bunuh diri
Bunga desa yang kini telah tiada
Engkau salah satu korban kepalsuan
Ibukota bukan tumpuan harapan
Sama seperti kota-kota dunia
Kepalsuan selimut indah asmara hidup seketika
Bimbo memulai lagu ini dengan sabetan gitar elektriknya yang menyayat, sesuatu yang jarang dilakukannya yang kadung kental dengan gitar akustiknya. Tahun 1977 saat aku bepergian ke Bandung yang diguyur hujan, lagu ini terus mengalun dari tempat ke tempat.
Balada Seorang Biduan
Dari sebuah desa berbekal gitar tua
Datang di ibukota dengan penuh harapan
Jadi sorang biduan, jadi sorang biduan
Oh biduan pujaan, pujaan tua muda
Kauditaburi cahya dan sinar kekaguman
Dan riuhnya tepukan dan riuhnya tepukan
Meskipun kautersenyum
Namun orang pun tahu
Apa isi hatimu tatkala kaulagukan
Lagumu lagu sendu perjalan hidupmu
Ditinggal kekasihmu, ditinggal kekasihmu
Kita mungkin setuju, isi pesan lagu ini masih relevan untuk masa sekarang ini, atau mungkin juga untuk masa mendatang. Beribu-ribu gadis berbondong-bondong pergi ke kota-kota besar untuk bertarung nasib, menjajakan suaranya baik lewat caranya sendiri-sendiri, pemandu bakat, atau bertarung lewat panggung AFI, Indonesian Idol, dan semacamnya.
Balada Seorang Minta-minta
Kisah seorang minta-minta
Yang hampir-hampir meninggalkan dunia
Di suatu pinggiran jalan yang sepi
Perut kelaparan terasa nyeri
Terdengar tangisan merana
Si buyung yang selalu dibawa-bawa
Yang tak pernah kenal akan ayahnya
Hanya satu kasih sayang ibunya
Siang dan malam hanya minta-minta
Demi kasihnya pada anaknya
Menghadapi saat akhirnya
Ia berdoa pada tuhan yang esa
Agar sudi melimpahkan rahmatnya
Kepada anak yang ditinggalkannya
Tak tahan menanggung derita
Pengemis itupun meninggal dunia
Diiringi tangis sedih anaknya
Tak seorangpun sudi menolongnya
Oh kasihan dia tiada yang menolongnya
Insan mengasih ulurkan tangannya
Kepada mereka yang bermobil dan kebetulan laju kendaraan tertahan lampu merah, boleh jadi peminta-minta seperti yang tertoreh dalam lagu Bimbo ini ada di sini. Kadang kita berpikir, ah mereka itu pemalas, sebenarnya mereka kaya hanya pura-pura miskin, dan lain-lain. Tetapi bisa jadi ada di antara mereka yang sedang mengalami penderitaan sebagaimana digambarkan lirik Balada Seorang Minta-minta itu…
Apa isi hatimu tatkala kaulagukan
Lagumu lagu sendu perjalan hidupmu
Ditinggal kekasihmu, ditinggal kekasihmu
Kita mungkin setuju, isi pesan lagu ini masih relevan untuk masa sekarang ini, atau mungkin juga untuk masa mendatang. Beribu-ribu gadis berbondong-bondong pergi ke kota-kota besar untuk bertarung nasib, menjajakan suaranya baik lewat caranya sendiri-sendiri, pemandu bakat, atau bertarung lewat panggung AFI, Indonesian Idol, dan semacamnya.
Balada Seorang Minta-minta
Kisah seorang minta-minta
Yang hampir-hampir meninggalkan dunia
Di suatu pinggiran jalan yang sepi
Perut kelaparan terasa nyeri
Terdengar tangisan merana
Si buyung yang selalu dibawa-bawa
Yang tak pernah kenal akan ayahnya
Hanya satu kasih sayang ibunya
Siang dan malam hanya minta-minta
Demi kasihnya pada anaknya
Menghadapi saat akhirnya
Ia berdoa pada tuhan yang esa
Agar sudi melimpahkan rahmatnya
Kepada anak yang ditinggalkannya
Tak tahan menanggung derita
Pengemis itupun meninggal dunia
Diiringi tangis sedih anaknya
Tak seorangpun sudi menolongnya
Oh kasihan dia tiada yang menolongnya
Insan mengasih ulurkan tangannya
Kepada mereka yang bermobil dan kebetulan laju kendaraan tertahan lampu merah, boleh jadi peminta-minta seperti yang tertoreh dalam lagu Bimbo ini ada di sini. Kadang kita berpikir, ah mereka itu pemalas, sebenarnya mereka kaya hanya pura-pura miskin, dan lain-lain. Tetapi bisa jadi ada di antara mereka yang sedang mengalami penderitaan sebagaimana digambarkan lirik Balada Seorang Minta-minta itu…
Nah, sekarang kucoba kutuliskan kembali sebuah lagu indah yang juga pernah kuhapal. Tetapi ini susah payah kususun karena nyaris lupa-lupa ingat. Anakku, Kakang, berkomentar, “Ayah sedang apa kok lagunya diulang-ulang!” Mungkin juga judulnya salah. Tetapi tak apalah, mohon dikoreksi kalau memang salah….
Dunia Hitam
Dia seorang ibu
Mendapat julukan pelacur
Punya anak gadis cantik dan manis
Dan bercita-cita tinggi
Dia seorang ibu
Dari sebuah kota kecil
Ingin anaknya maju dan senang
Seperti ibu yang lain
Di kota-kota besar tertumpu harapan
Cita-cita cita harta terbayang mudah
Terbayang mudah terbayang indah
Dia seorang gadis yang cantik
Lebih cantik dari ibunya
Sama-sama telah jatuh cinta
Pada seorang pria
Seorang pria yang kaya raya
Lebih senang gadis yang segar
Si ibu kini patahlah hatinya
Bersaing dengan anaknya
Di kota-kota besar penuh kenangan
Sedih sedih sedih sedih luka dalam hati
Seorang ibu yang sakit hati
Dia seorang ibu
Kini kembali ke kampungnya
Anak durhaka ibu berdosa dari dunia hitam
Adakah lirik lagu Bimbo ini pernah terjadi dalam dunia nyata? Atau hanya terjadi di dunia sandiwara, film, sinetron, dan sebangsanya. Kalau aku sih percaya, kisah ini pernah terjadi dalam dunia nyata. Akan tetapi, semoga itu bukan kita, juga bukan saudara dan teman-teman kita.
Pepih Nugraha
Dunia Hitam
Dia seorang ibu
Mendapat julukan pelacur
Punya anak gadis cantik dan manis
Dan bercita-cita tinggi
Dia seorang ibu
Dari sebuah kota kecil
Ingin anaknya maju dan senang
Seperti ibu yang lain
Di kota-kota besar tertumpu harapan
Cita-cita cita harta terbayang mudah
Terbayang mudah terbayang indah
Dia seorang gadis yang cantik
Lebih cantik dari ibunya
Sama-sama telah jatuh cinta
Pada seorang pria
Seorang pria yang kaya raya
Lebih senang gadis yang segar
Si ibu kini patahlah hatinya
Bersaing dengan anaknya
Di kota-kota besar penuh kenangan
Sedih sedih sedih sedih luka dalam hati
Seorang ibu yang sakit hati
Dia seorang ibu
Kini kembali ke kampungnya
Anak durhaka ibu berdosa dari dunia hitam
Adakah lirik lagu Bimbo ini pernah terjadi dalam dunia nyata? Atau hanya terjadi di dunia sandiwara, film, sinetron, dan sebangsanya. Kalau aku sih percaya, kisah ini pernah terjadi dalam dunia nyata. Akan tetapi, semoga itu bukan kita, juga bukan saudara dan teman-teman kita.
Pepih Nugraha
Palmerah, 8 September 2006
2 comments:
wah comment yang pertama, asik *joget2 mode on*
Bimbo....hmm..m...satu2nya lagu bimbo yang paling yoan tahu judulnya "Tuhan" .....
Hai Yoan... Saya kenal lagu-lagu Bimbo karena lahir jauh lebih dulu, jadi lebih hapal... "Tuhan" itu lagu yang biasa dibawakan anak-anak vocal grup SMA... Tapi kalau sudah nyanyi lagu-lagu Bimbo, wah saya susah brenti... apalagi lagu-lagu Iwan Abdulrachman... Nah yang ini pasti Yoan nggak kenal, kan?
Post a Comment